11 | BEST PART

11.8K 971 51
                                    

(namakamu) bangun dari tidurnya dengan mencepol rambutnya, ia melirik Reka yang berada dipelukan Iqbaal.

Ia turun dari kasur, kebetulan ia memakai kaos milik Iqbaal yang kebesaran bisa dianggap daster. Ia juga memakai celana pendek.

(namakamu) melangkah kekamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

Setengah jam (namakamu) berada dikamar mandi, ia sudah memakai pakaian dress santai namun ia masih terlihat cantik.

Ia membangunkan Iqbaal, karena nanti ia akan pulang kejakarta.

"Baal" (namakamu) menggoyangkan tubuh suaminya.

"Iqbaal bangun" (namakamu) masih membangunkan suaminya yang terlelap dililit oleh selimut.

"hmmm"

"bangun dulu" (namakamu) duduk dipinggiran kasurnya.

Iqbaal hanya mengeliat saja, namun perlahan ia membuka matanya.

Iqbaal yang hendak memeluk Reka tiba-tiba kaget karena suhu tubuhnya putranya yang panas.

Iqbaal duduk menatap khawatir Reka, (namakamu) kaget atas sikap Iqbaal.

"kenapa?" tanya (namakamu) bingung atas raut wajah Iqbaal yang berubah.

"Reka demam" perkataan barusan membuat (namakamu) mendekati putranya mengecek suhu tubuh Reka dengan telapak tanganya.

"batalin penerbangan kamu, aku ga mau Reka tambah sakit" kata Iqbaal tegas.

"dia ga makan es krim kan, dari kemarin dia agak pilek soalnya" (namakamu) mengelus rambut putranya.

"dia makan kayaknya pas dikasih sama mawar" Iqbaal mengingat kala Mawar memberi es krim kepada Reka.

"harusnya kamu larang, orang mah anaknya sakit juga"kesal (namakamu)

"kamu mandi dulu aja, aku batalin penerbangan aja. Takut tambah nanti"

Iqbaal melangkah kekamar mandi untuk mandi. Selang beberapa menit Iqbaal keluar dengan celana jeans hitam dan kaos pendek hitam.

Iqbaal duduk disamping istrinya yang sedang mengompres putranya.

"tapi kemarin dia ga rewel" ujar Iqbaal mencium pipi bulat putranya.

"dia ga nentu Baal" (namakamu) memang tak menunjukan kekhawatiranya secara terang-terangan karena itu membuat putranya akan lebih parah lagi.

"nanti ke dokter aja" Iqbaal memegangi tangan mungil putranya yang masih terlelap.

"eughh..mamah" Reka membuka matanya merengek memanggil (namakamu).

"sini mamah gendong" (namakamu) menggendong putranya sesekali mengelus punggung hangat putranya.

"besok aku telfon gurunya Reka, ijin dia ga berangkat" Iqbaal juga mengelus punggung putranya.

"abang pusing?" tanya Iqbaal kepada Reka.

Namun Reka hanya menggelengkan kepalanya ia mulai terisak didekapan sang ibu.

"jangan nangis, kalo pusing bobo" (namakamu) mengayunkan gendonganya dan menepuk pantat putranya.

''mau kedokter aja?'' tanya Iqbaal kepada (namakamu)

"aku bawa obat ditas, jaga-jaga kalo Reka demam" ucapan (namakamu) mendapat anggukan dari Iqbaal.

Iqbaal membuka tas (namakamu) dan mengambil obat Reka.

"minum obat dulu ya nak" ucap (namakamu) mendapat gelengan oleh putranya.

"nanti Reka ga sembuh, ga bisa main sama Ziel gimana?" bujuk (namakamu).

BEST PARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang