(namakamu), Alesha dan Reka tidak ada yang tidur. Reka yang rewel karena kelelahan dan Alesha yang menangis.
"ini kenapa kok pada nangis." Iqbaal menggendong Reka dengan mengelus punggung putranya.
"aku gatau, Alesha juga tumben dia nangis. Reka nangis karena dia lagi rewel, kangen kamu." (namakamu) mengelus pipi bulat Alesha.
"jangan nangis sayang, mamah, ayah sama abang disini. Adek bobo ya." (namakamu) sudah melakukan berbagai cara agar Alesha tidak rewel dan tertidur.
Iqbaal sibuk mengendong Reka, meski ia sangat mengantuk. Dengan jadwalnya yang padat. Bahkan tidurpun jarang.
Iqbaal duduk disofa sambil mengelus punggung mungil putranya.
"bobo ya bang, ayah disini."
Dan entah bagaimana jadinya, Iqbaal tertidur disofa dengan menggendong Reka dan (namakamu) tertidur dengan posisi duduk bersandar dikepala ranjang.
Alesha yang berada dipangkuannya juga ikut terlelap.
***
"rumah kok sepi tan, Iqbaal sama (namakamu) mana?" tanya Omen kepada Tita.
"gatau, tante juga baru pulang. Semaleman dirumah Rike hehe." cengir Tita dengan menuakan air putih kedalam gelas.
"Reka, Alesha juga ga ada suaranya dari tadi. Kamarnya juga masih ditutup kayaknya masih tidur." jelas Tita
"Baale ada jadwal hari ini si tan, jadi harus bangunin dia cepet." kata Omen.
"coba dicek aja Men." ujar Tita.
Tita mendekat kearah pintu kamar (namakamu) dan Iqbaal. Ia mengetuk pintu kamarnya dengan pelan.
"(namakamu), Baal."
Namun tidak ada sahutan sama sekali, Omen yang menghubungi nomor Iqbaal tapi tidak diangkat oleh Iqbaal.
"kayaknya masih tidur."
"kayaknya iya deh tan."
Didalam sana (namakamu) membuka perlahan matanya, melihat Alesha yang terlelap dipangkuannya dan Iqbaal yang tertidur disofa.
(namakamu) meletakan Alesha dengan pelan, punggungnya terasa pegal.
Ia turun dari ranjangnya, menuju kekamar mandi. Tak butuh waktu lama (namakamu) sudah kembali kekamarnya.
Ia mendekati Iqbaal, mengelus lengan Iqbaal pelan mencoba membangunkan lelaki ini.
Iqbaal membuka kelopak matanya, ia melihat Reka yang tertidur bersandar didada bidangnya.
"kita tidur disofa?" tanya Iqbaal kepada (namakamu).
"iya, kamu sama Reka. Aku juga bangun Alesha masih dipangkuan aku."
"kok bisa samaan ya mereka, padahal kembar juga kaga." kekeh Iqbaal mengangkat Reka agar tidur dikasur.
"Reka ijin ga sekolah kali ya Baal, kasian dia."
"ijin aja."
"tolong telfonin gurunya Reka, aku mau ambil minum buat kamu dulu." (namakamu) melangkah keluar.
