46. Tinggalkan pesan

9.7K 534 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim assalamualaikum semuanya gimana kabarnya hari ini? Pada nungguin bunnes update TCGG nggak nich?

Sebelum membaca baca perlahan-lahan ygy😌 utamakan bismillah, agar tidak sesak saat membaca 🥰🎉🥰🎉 Lope sekebon untuk yang baca, dan jangan lupa follow akun wattpad ku☺️☺️Diahsulia

بسم الله الرحمن الرحيم

~SELAMAT MEMBACA~

"Pertemuan adalah awal dari perpisahan, jika aku berani bertemu dengan mu maka aku juga siap jika suatu saat kehilangan sosok dirimu dalam hidupku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pertemuan adalah awal dari perpisahan, jika aku berani bertemu dengan mu maka aku juga siap jika suatu saat kehilangan sosok dirimu dalam hidupku. Disini aku tidak pernah menyalahkan takdir, yang telah memisahkan kita. Tapi aku percaya bahwa cinta sejati itu benar adanya, kamu pergi. Aku ikut!"
.
.
.
.

~Khalisha Musfirah Asyifa~


















🦋🦋🦋















Byur

Byur

Byur

Tiga buah batu di lempar oleh Syifa ke dalam danau, Syifa duduk di sebuah kursi sembari mengusap perut buncitnya. Udara di sore hari membuat Syifa betah berlama-lama di pinggir danau, senja yang menemani Syifa membuat ia tidak bisa bangkit dari tempat duduknya. Namun tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya, membuat Syifa tersentak dan melihat ke arah perempuan paruh baya yang tengah tersenyum kearahnya itu. Mertuanya mengusap puncak kepala Syifa, lalu ikut duduk di sebelah menantunya.

"Lagi kangen sama Gus Arkhan ya?" Bu nyai Najmi mengusap perut buncit Syifa.

"Iya ummi, setiap detik Syifa kangen sama mas Arkhan. Berharap semua ini hanya mimpi buruk, kenapa Allah ambil mas Arkhan ya ummi?"

Bu nyai Najmi merespon ucapan Syifa dengan senyuman tipis, jujur saja di hati kecilnya sebagai seorang ibu sangat terluka mendengar bahwa putranya kecelakaan. Namun Bu nyai Najmi juga tidak bisa, menyalahkan takdir yang telah dibuat. Dengan perasaan yang kuat Bu nyai Najmi, mengusap puncak kepala Syifa.

"Nduk takdir itu udah di buat sebelum kita lahir ke dunia ini, percayalah di setiap pertemuan pasti ada kehilangan, mengikhlaskan bukan berarti melupakan." Terlihat Syifa menundukkan kepalanya mendengar penuturan dari Bu nyai Najmi. "oh iya Nduk Syifa mau di rayain acara tujuh bulanan tidak?"

Syifa menggelengkan kepalanya kecil.
"Bagaimana bisa Syifa merayakan acara tujuh bulanan tanpa mas Arkhan Ummi? Biarlah semesta tau, bahwa saat ini Syifa sedang berduka atas kepergian mas Arkhan."

Terjerat Cinta Gus Galak [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang