Dia adalah bunga Sang Pembual
Membuat Sang Neura gatal-gatal
Menggetarkan Sang Penceloteh
Sang Efekta terbujur kaku,
Membeku bersama Sang PencitraSang Pembual bersembunyi di alam sana
Legendanya jauh dari para sang
Kala tumbuh bibitnya,
Dalam sarang Bintang Kehidupan
Para sang-sang menjerit
Bernafsu mencungkil kebenaran
Meski dari lubang sekecil Lubang Cahaya
Walau alas kakinya runtuh seperti Selubung BernistaIni adalah tabiat Sang Neura
Ia akan mengembangkan sayapnya
Meski helaian bulunya akan dikeritingi oleh Sang Pembual Jiwa
Sang Neura menempa pasukannya
Menyongsong tombak-tombak Sang Pembual
Hanya ada di-realita
Kemenangan Sang Neura,
Atau lenggok Sang Pembual yang duduk di singgasana barunya,
Memegang pusaka Sang NeuraAwan—kepada Sang-Sang
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.