Sang Aniaya
Berkelana sekeliling padang
Sebelum turun cahaya,
Tepat bertanya Sang Pengabar:
"Wahai, Sang Aniaya?
Telah kusucikan Sang-mu,
Menjadi Sang Pembawa"Sang Aniaya jadilah Sang Pembawa
Tiada hanya Sang-nya,
Namanya pun berubah
Jemarinya melukis aksara
Di atas lembar pujangga lamaTersodorlah ia bersama dahinya,
Yang telah tercap 'Sang Aniaya'
Maka dibencilah ia,
Bersama Lembaran miliknyaKutanya pada Sungai Tengah:
"Apa isi Lembaran itu?"
Jawabnya:
"Itulah bola mata Puja,
Sang Pengabar setubuh Sang Tiada Hingga
Hina tapi mulia
Hina dan juga Mulia
Sulit memang menafsirkannya
Bagai pohon beribu cabang
Sulit ketemu buah manisnya"Awan—berbicara bola mata PUJA
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.