Adakah makanan yang dicampur dengan desiran angin pantai?
Adakah partikel bintang yang menyatu dengan liur binatang?
Hal-hal yang jauh,
Menjadi semakin dekat
Yang seharusnya terpisah berlaksa-laksa samudera,
Begitu inginnya dileburkanDaun kehilangan hijaunya
Pikirnya, "Untuk apa lagi aku bekerja?"
Laut kehilangan birunya
Pikirnya, "Untuk apa lagi aku menjadi cermin langit?"
Para insan kehilangan rasa sakitnya
Pikirnya, "Untuk apa lagi aku berkutat demi kesedihan?"Datanglah kesedihan kepada manusia
Tak diacuhkan
Hatinya menyurati otak tumpulnya,
"Untuk apalah kita bersedih? Hanya membuat sakit saja"
Lalu, apalah arti, "seluas padang pasir engkau mengembara, carilah air dari telaga"?
Jika akar-akar pohon tidak kesakitan menembus tanah,
Akankah ia memperoleh air yang banyak?Sungai Tengah berkata,
"Biarlah kujauhkan dirimu dari kematian,
Namun, janganlah juga punggungmu dicambuk terlalu kuat!"
Akan tetapi, cambuk itu malah dihilangkan sepenuhnya
Adakah gunanya bagi orang-orang?Lihatlah, raja-raja merasa dirinya kurang beruntung!
Namun, tak sempatkah dirinya memandang pariwara?
Tak sempatkah mereka merenung pada nasib para binatang?
Takkah kau rasakan sakitnya pohon yang harus menggugurkan daunnya sendiri?
Atau hewan yang harus mematahkan tulangnya sendiri?Mereka tak mau berlelah-lelah
Mereka tak mau berkorban-korban
Jikalah engkau ingin menghancurkan batu,
Adakah gunanya memukul batu yang mustahil dihancurkan?
Namun, adakah pula gunanya tidak memukul apapun?
Lantas, bagaimana engkau bisa tahu batu itu keras sekali,
jikalau engkau tidak memukulnya paling tidak sekali saja?Lihatlah,
Awan-awan menutupi langit
Meniriskan cahaya melalui celah-celahnya
Jikalau engkau tak merasakan panas terik paling tidak sekali saja,
Bagaimana mungkin engkau akan menyadari betapa baiknya awan-awan itu?
Lantas, merasa sia-siakah dirimu merasakan terik itu?Awan—Fenomena Jarak
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.