Kasih sayang itu
Bukan tentang ketenteraman dua arah
Bukan pula tentang ombak yang membuai tenang di muaraSungguh, kasih sayang itu
Bukan tentang saling memuji
Bukan pula tentang saling bercanda riaSekali lagi, kasih sayang itu
Bukan tentang saling memberi hadiah
Bukan pula tentang cara melukis keindahan dunia bersamaNamun, kuberitahu padamu
Kasih sayang itu
Ialah tentang saling membenci
Ialah tentang saling mencaciSesungguhnya, kasih sayang itu
Ialah tentang dua ombak yang saling memecah
Ialah tentang duka-duka, dan bukan suka-sukaNamun, selepas dua ombak itu terpecah
Terciptalah ombak nan tenang dan menghangatkan
Maka, kukatakan kepadamu
Bencilah dia, sampai kamu tak sanggup lagi membencinya
Cacilah dia, sampai kamu tak sanggup lagi mencacinyaHingga ombak-ombak yang bergelora itu
Bisa tiba di pantainya dengan tenang
Hingga amarah itu
Berubah menjadi kesepahamanSungguh, jika engkau mampu membendung gejolak itu
Di sanalah kasih sayang sejati sedang menungguAwan—antara pikiran, cinta, dan realita
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.