Angin malam berenang ke laut
Mengantarkan perahu ke ladang kabut
Sedangkan angin siang merayap ke daratan
Mengantarkan perahu ke ladang dahan-dahanAngin malam berkoar-koar pada angin siang,
"Haruslah kau ikut bersamaku!"
Tapi mereka tidak satu arah
Adakah gunanya memikirkannya?Ketika terik siang menggelombang bersama sejuk malam,
Mereka begitu mesra dan tentram
Menari dalam temaram
Walau realita tak biarkan mereka sejalanJika semua harus berenang ke laut,
Maka angin harus mengorbankan siangnya
Jika semua harus merayap di daratan,
Maka angin harus mengorbankan malamnya
Adakah makhluk yang mampu memeluk keduanya?Kala mereka bergelut dalam badai fajar dan senja,
Di sanalah waktunya memutuskan,
Apakah mereka akan saling memegang atau melepas?
Apakah mereka ingin mendesirkan dedaunan?
Ataukah justru lebih penting meniup layar-layar kapal sambil menari di buritan?Angin laut punya kesenangannya
Angin darat pun memilikinya
Jikalau memang sudah bertolak jalan,
Janganlah kiranya menjadi beban pikiran
Nikmatilah badai fajar dan senja bersama-sama
Meski siang dan malamnya, jalan harus kembali berbedaAwan-Fajar dan Senja
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.