Kupikir ada istana megah
Berlapis perak
Di tengah samudera
Lautan raya memujaKupikir cakrawala di atasnya
Memantik api pesona
Menerbangkan angan bersama layangan
Keanggunan sang bidadari kahyanganKupikir kepiting menurunkan capitnya
Kura-kura melepas cangkangnya
Hiu merelakan siripnya
Laut biru meredakan ombaknyaDemi Tuan Istana
Berkacak pinggang di atas bukit fana
Membungkus harapan yang akan sirna
Selain harapan di atas sanaAwan—Penyesalannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.