Aku ingin menyendiri dan menyendiri
Bersama pohonku
Bersama tunasku
Aku ingin berbicara padanya
Walau hampir mustahil tampaknyaAku ingin menyendiri dan menyendiri
Dalam penyesalanku
Yang tak ingin kusesalkan sekali lagi
Sampai napasku yang nanti tinggal satu kali lagiAku ingin menyendiri dan menyendiri
Sampai aku merasakan ikatan yang kuat
Ikatan yang kudamba-dambakan
Ikatan yang tak terjangkau insan-insan
Tidak ada yang mengganggu
Tidak ada yang menggugatItulah harapanku
Itulah mimpiku, yang kuukir pada tembok putihku
Menyendiri dan menyendiri
Lebih sendiri dan lebih sendiri
Teman-temanku akan semakin sedikit
Waktuku pun akan semakin sedikit
Biarlah hanya tersisa satu teman saja
Biarlah hanya dia yang menjadi perjuanganku pada akhirnya,
Sepanjang masaAwan—titik putih dalam asanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.