Jikalau kau bertanya
Betapa eloknya lumpur itu
Bahkan lebih elok dari sebuah hati yang kejiJikalau kau menjawab
Andaikan aku seperti kupu-kupu
Terbang dengan rupawan
Hingga layu ditelan zamanApabila engkau menyangka
Angan-angan itu tiada berharga
Maka lihatlah kanak-kanak
Tak kelu-kelu lidah mereka
Mencuap-cuap sambil berteriak
"Oh, pedihnya dunia para dewasa"Awan—komparasi masa kanak-dewasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.