Syair Sang Karib

14 0 0
                                    

Teruntuk karibku,
Akankah kutolak mentah-mentah segala permintaanmu?
Akankah kuhakimi setiap candaanmu?
Akankah kubengkokkan semua kebahagiaanmu?
Akankah kukunci pintu rapat-rapat kala kamu mengetuknya?
Adakah demikian?

Teruntuk karibku,
Akankah kubawa dirimu ke dalam malapetaka?
Akankah aku menaruh batu sandungan di depan kakimu?
Akankah aku memfitnahmu dan merampas harta kesayanganmu?
Adakah demikian?

Namun, aku sedang tidak berbicara tentang aku
Melainkan dia, yang lebih karib untukmu dibandingkan aku
Yang jika pintamu lurus, maka kelurusan pun datang padamu
Yang jika selidikanmu baik, maka kebaikan pun datang padamu
Yang jika lembut ketukanmu, maka kelembutan pun masuk ke dalam pintu hatimu

Aku dahulu bertanya-tanya:
Bagaimana orang banyak akan mengenali dia?
Apakah dari buku?
Apakah dari epos-epos?

Namun, oleh angin aku ditiup
Maka aku mengenali angin
Adakah orang dapat mengenal angin dari matanya?
Oleh api aku dipanaskan
Maka aku mengenali api
Adakah orang dapat mengenal api dari ujung kukunya?

Maka, kutanyakan padamu:
Sudahkah kamu mengenali dirinya melalui indra yang tepat?
Mengertikah kamu mengenai indra apa aku bermaksud?
Jikalau kamu memang mengerti maksudku,
Sudahkah kamu mengenali dia?

Awan—Kosong

Puisi Basa-basiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang