Rasa yang salah
Di waktu yang salah
Di tempat yang salah
Mencipta rasa bersalahSeperti gelombang laut yang melawan sobatnya
Hingga pecah di tengah samudera
Mungkin terlihat indah dari angkasa
Namun ialah bencana, bagi permukaannyaDia seperti bunga yang indah
Namun, serbuknya membutakan mata
Bunganya meracuni jiwa
Durinya menggores akal sehat
Memotong-motong logikaAku tidak menginginkan angin ini,
Angin yang terasa sejuk bagiku
Namun, ialah badai bagi selain aku
Batu sandungan bagi dia yang kulempari batu
Aku tidak menginginkan itu!Jika bunga-bungaku benar menjadi racun bagi selain aku,
Akan kukubur mereka bersama keindahan kelopaknya
Walau tunas-tunasnya kembali tumbuh
Kulupakan utuh-utuh!Apa yang di dalam hati
Biarlah tetap di dalam hati
Apa yang keluar dari hati
Biarlah dinapaskan akal budiMengenai angin ini,
Mengenai bunga ini,
Aku berdiri teguh: "Keindahan ini hanyalah imajinasi,
Biarlah hembusan realita membuatnya basi!"Awan—pertahanannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Basa-basi
RandomTidakkah Neura mau mendengar suara Awan di angkasa? Awan yang selalu berpuisi di setiap hujan, menjadi cawan bagi Sang Busur Elips, hanya ingin menyampaikan gundahnya dalam Puisi Basa-Basi. Yang bila tak dipahami, maka biarlah menjadi basa-basi.