9. Kerokan

3.4K 116 0
                                    

Tadi malam Sean ngambek lantaran Beby tidak mau tidur satu ranjang dengannya, bahkan sampai menendang wajahnya. Gadis itu justru sok-sokan tidur di lantai beralaskan selimut. Berharap Sean mau mengalah dan membiarkannya tidur di ranjang, sementara Sean tidur di lantai menggantikan dirinya.

Namun, Sean bukannya mengangkat Beby ke ranjang supaya tidak kedinginan, malah membiarkannya begitu saja.

Sehingga keesokan harinya Beby bangun tidur dengan badan kaku dan tidak enak badan. Sepertinya ia masuk angin lantaran terkena AC semalaman suntuk, terlebih sebagian tubuhnya sudah terlentang di lantai yang dingin. Salahkan saja dirinya yang terbiasa tidur memutar seperti jarum jam.

Mata Beby mengedar mencari keberadaan Sean, dan sepertinya pria itu sudah bangun, terlihat dari ranjangnya yang sudah rapi.

Beby menuruni tangga menuju ke meja makan, sudah hampir seminggu ia tinggal di sini, sehingga ia sudah mulai hafal setiap ruangan di rumah yang besar ini.

Benar saja, semuanya sudah duduk di meja makan dengan pakaian rapi, Sean dengan setelan jas, Kevin dengan seragam sekolah tk dan Linda memakai baju mentereng. Sepertinya wanita paruh baya itu sekarang rajin mengantar Kevin ke sekolah TK setelah baby sitter waktu itu dipecat.

Beby dengan rambut berantakan mengelus perutnya yang lapar. Ia hendak mengambil duduk di kursi biasanya. Namun, tiba-tiba Linda meletakkan tas brandednya di sana. Hingga Beby mengurungkan niatnya dan memilih duduk bersebrangan dengan Kevin dan Linda.

"Istri kok bangunnya kesiangan terus, suami sama anaknya nggak pernah diurusin," ujar Linda dengan nada nyelekit. Beby tahu perkataan itu ditujukan untuknya, tapi dasar Beby yang tidak begitu peduli. Bukannya merasa tersindir. Gadis itu malah asik menyantap sarapannya dengan lahap. Toh, ia bukan istrinya Sean. Jadi santai saja.

"Bagus, pura-pura budeg," ujar Linda lagi.

"Mi, udah," ujar Sean yang tidak mau ada adu mulut antara ibu dan istrinya.

"Ayo berangkat Oma, Kevin udah selesai makannya," ujar Kevin mulai turun dari kursi dan menggendong tasnya.

"Aku juga udah selesai, ayo berangkat," ujar Sean yang juga mengelap bibirnya sejenak.

"Yaudah ayok! Mending berangkat sekarang daripada mami senewen punya mantu kayak dia." Linda memegang sasakan rambutnya sebentar, memastikannya tetap rapi.

Beby mengedikkan bahunya. Tiba-tiba...

Hoek! Hoek!

Gadis itu mual-mual dan berlari menuju ke toilet. Sean yang baru berdiri langsung mematung ditempatnya dengan wajah syok.

Dengan langkah lebar pria itu menyusul Beby ke toilet.

"Kamu hamil?" tanya Sean sesampainya di belakang Beby yang masih muntah-muntah.

"Hamil matamu! Aku masuk angin," ujar Beby mencak-mencak tidak terima, berbuat saja belum, sudah dikira hamil, bagaimana ceritanya?

"Cek dulu aja, siapa tahu beneran hamil," timpal Linda yang berada di ambang pintu toilet.

"Sebentar, aku ambilin test pack dulu." Sean berlari dengan semangat menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.

Beby sudah lemas dan wajahnya pucat pasi saat Sean menyodorkan test pack padanya. "Aku nggak hamil," tolak Beby kesal.

"Dicoba dulu," ujar Sean dengan nada lemah lembut sambil mengelus puncak kepala gadis itu. Saat melihat tatapan tajam Linda ke arahnya, Beby langsung mengambil alat test pack itu lalu mendorong Sean keluar dari toilet. Setelah itu menutup pintu secepat kilat.

Tak berapa lama kepala Beby menyembul dari celah pintu yang dibuka sedikit. "Ini cara pakenya gimana?"

"Cara pake apa ma?" Jiwa ingin tahu Kevin muncul, bocah itu sedari tadi diam mengamati kehebohan orang dewasa di depannya tanpa tahu apapun.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang