57. Seperti Keluarga

2.2K 109 1
                                    


Beby langsung memeluk Kevin sejak pulang dari rumah Aura. Diam-diam Beby menangis karena calon adik yang Kevin dambakan telah dibunuh oleh ibunya sendiri dengan kejam.

"Kakak kenapa?" tanya Kevin yang sadar kalau Beby sedang menangis. Beby melepaskan pelukannya, berusaha tersenyum sambil menghapus air mata di pipinya.

"Kakak cuma terharu, ternyata Kevin cepet tinggi. Lihat nih, celananya sampe kependekan." Beby memegang ujung celana Kevin, memperlihatkannya kepada bocah itu. Beby sengaja mengalihkan perhatian Kevin supaya tidak bertanya lebih banyak. Semoga saja ia berhasil.

"Emang iya kak?" tanya Kevin menelengkan kepalanya, selama ini bocah itu tidak memperhatikan badannya yang tumbuh semakin pesat.

Beby menganggukkan kepala.

"Nanti kakak bilangin ke papa biar dibeliin celana sama baju baru."

Beby mengajak Kevin bermain dan bercanda. Dan tanpa mereka ketahui ternyata Sean memperhatikan keduanya dari kamera cctv yang ia pasang satu Minggu yang lalu. Pada saat jam makan siang, Sean lebih memilih memesan makanan dari luar dan menyantapnya di ruangannya sambil mengawasi anaknya yang ada di rumah. Dan betapa terharunya ia saat melihat Beby tampak begitu menyayangi Kevin meskipun tanpa dirinya atau mami yang mengawasinya di sana. Btw, Beby tidak mengetahui keberadaan cctv ini karena cctv ini dipasang saat Beby dan bik Yati pergi belanja ke pasar. Hal itu sengaja Sean lakukan untuk memastikan anaknya diperlakukan dengan baik oleh pengasuhnya.

Dan kini tatapan Sean kepada Beby berubah saat Linda mengirimkan video yang direkam bik Yati diam-diam. Semua yang Beby lakukan kepada anaknya begitu tulus, sampai tanpa sadar menyentuh relung hatinya yang terdalam. Rasanya ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

***
Beby memperhatikan Sean sedari tadi karena ingin berbicara urusan Kevin. Tapi sepertinya pria itu sedang sibuk dengan ponselnya. Alhasil Beby belum berani mendekat.

Dan saat Beby hendak pergi ke dapur, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Sean dari belakang. "Ada apa?" tanya Sean dengan nada lembut. Ternyata pria itu menyadari keberadaan Beby.

Beby yang terkejut dengan kehadiran Sean yang mendadak membuatnya seketika gugup. Bahkan ia sampai lupa apa yang hendak ia katakan kepada pria didepannya ini.

Sean memegang kedua lengan Beby sambil menatap mata gadis itu dengan lekat. "Kamu mau ngomong sesuatu?" Sean mengangkat sebelah alisnya.

Beby menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk.

"Ayo duduk," ajak Sean menarik tangan Beby dan membawanya masuk ke ruang kerjanya alih-alih membawa Beby ke sofa ruang keluarga yang letaknya dua meter saja dari tempat awal Beby berdiri. Beby melongo melihat sofa ruang keluarga yang dilewati begitu saja oleh Sean.

Sean mendudukkan Beby ke sofa yang ada di ruang kerjanya lalu menutup pintu. Dengan santainya Sean meletakkan bokongnya di sebelah Beby.

"Oke, sekarang kamu mau ngomong apa?"

"Aku mau ngomong soal Kevin mas," ujar Beby yang tiba-tiba saja merinding duduk berdua dengan duda hot di ruangan tertutup. Bukan apa-apa, takutnya Beby khilaf.

"Soal kita juga nggak pa-pa," ceplos Sean.

"Kita?"

"Udah lupain aja." Sean mengibaskan tangannya lalu mengubah posisi tubuhnya menjadi serong menghadap Beby yang duduk di sebelahnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gini mas, aku perhatiin baju-baju Kevin udah pada kekecilan semua." Beby menatap Sean menunggu respon pria itu.

Namun anehnya Sean malah tersenyum menatap Beby dengan lekat, hingga membuat Beby menjadi gugup.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang