29. Seribu Alasan

1.4K 52 1
                                    


Sean mendatangi Yati yang sedang mencuci piring di dapur sambil mengambil susu di dalam lemari es.

"Bik," panggil Sean.

"Eh tuan," ujar Yati terkejut hingga jantungnya berdetak kencang. Yati yang tengah ketakutan sendirian di dapur dikejutkan oleh kedatangan Sean yang tiba-tiba.

Mengembuskan napas lega, Yati kembali melanjutkan kegiatannya. Mumpung ada Sean yang menemani.

"Akhir-akhir ini Aura nggak makan pete lagi kan?" tanya Sean.

"Nggak tuan," sahut Yati jujur.

Sean tersenyum lega. Akhirnya!

Sean bergegas melangkah meninggalkan dapur menuju ke tempat persembunyian istrinya, tidak lain adalah kamar tamu.

"Tuan ..." Yati menolehkan kepalanya ke belakang dan tidak menemukan pria itu.

"Tuan," panggil Yati dengan raut ketakutan sambil mengedarkan pandangannya.

"Tadi tuan beneran atau jelmaan setan?" gumam Yati karena Sean menghilang dengan cepat. Memegang tengkuknya yang merinding, Yati langsung menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" pekik Beby dari dalam kamar.

Senyum Sean semakin lebar. Ia lantas membuka pintu dengan semangat.

Beby terkejut lantaran yang mengetuk pintu adalah Sean. Dengan senyum bahagia Sean mendatangi Beby yang tengah duduk di atas ranjang.

"Udah lama aku bobok sendirian, temenin aku bobo yuk," ajak Sean dengan nada manja. Karena ia tahu mulut istrinya sudah tidak bau pete lagi.

"Maaf nggak bisa," sahut Beby dengan nada datar, tampak cuek.

Sean memiliki banyak pertanyaan, tapi ia tidak mampu mengungkapkannya karena takut istrinya justru tambah menjauh.

Menarik napas dalam-dalam lalu pria itu tersenyum manis. Menyembunyikan raut kesedihannya.

"Kalo kamu nggak mau pindah ke kamar kita, aku aja yang pindah ke sini," ujar Sean santai lalu melemparkan diri ke atas ranjang.

"Minggir."

"Jangan tidur di sini," usir Beby sambil menarik tangan Sean supaya berdiri.

Sean tersenyum menggoda.

"Minggir nggak!"

"Nggak mau," sahut Sean dengan nada jahil.

"Minggir, mami sama bik Yati mau tidur di sini," ujar Beby masih menarik tangan Sean.

"Aku nggak percaya, kamu pasti bohong," ujar Sean sambil terkekeh geli dengan alasan yang dibuat istrinya. Alasan yang sangat-sangat tidak mungkin. Mana mungkin ibu dan Yati mau tidur bertiga di sini dengan istrinya. Memang ada acara apa?

Pesta piyama?

Hello!

Pesta piyama cuma dilakukan oleh anak-anak atau remaja. Bukannya nenek-nenek dan wanita dewasa.

Sean mendengus geli. Ia pikir itu hanya akal-akalan istrinya saja. Beby terus saja menarik-narik tangannya supaya berdiri, tapi tiba-tiba Sean mendapatkan ide licik. Ia dengan sengaja menarik tangan Beby hingga tubuh gadis itu jatuh dan berada di atas dadanya.

"Kayaknya di sini boleh juga," ujar Sean dengan senyum mesumnya.

Beby terkejut lantaran jarak antara dirinya dengan Sean begitu dekat. Bahkan embusan napas pria itu menerpa wajahnya.

Beby terpaku dengan mata indah pria di bawahnya.

Namun tak berapa lama Yati dan Linda datang menyerbu kamar tamu. Kedua wanita itu takut tidur sendiri setelah mencium bau kemenyan tadi

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang