22. Pemotretan

2.3K 67 1
                                    


Huft!

Sean mengembuskan napasnya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal? Kalau ternyata ia menonton film di bioskop bersama istri, anak, ibu dan art-nya.

Tadinya ia hanya ingin nonton berdua dengan sang istri. Nonton film romantis, tapi yang terjadi justru ia duduk sambil menonton film anak-anak. Dan yang membuatnya lebih kesal lagi. Yang duduk di sebelahnya bukan sang istri, melainkan ibunya. Harusnya ia duduk dengan istrinya, meskipun tidak bisa berciuman di pojokan, tapi setidaknya ia bisa bergandengan tangan.

Dan sekarang semua orang tampak menikmati film kecuali dirinya.

Sean kembali cemberut lantaran, acara staycation ke hotel setelah nonton film harus kembali gagal lantaran Kevin tidak mau berpisah lagi dengan ibunya.

Padahal Sean sudah menyiapkan hotel yang bagus untuk staycation sambil bulan madu kedua.

Sesampainya di rumah, Beby justru memilih tidur di kamar Kevin lagi. Sean yang tidak ingin tidur sendirian akhirnya ikut tidur di kamar sang anak. Dan sialnya ia tidak bisa tidur memeluk sang istri lantaran Kevin tidur tepat di tengah-tengah antara dirinya dan Beby.

Keesokan harinya Sean baru bangun tidur dan mendapati sang istri sedang sibuk bersama Nita.

"Kalian mau kemana?" tanya Sean yang melihat Beby dan Nita telah berpakaian rapi.

"Mau pemotretan," sahut Beby.

"Pemotretan?" Sean membeo.

"Kamu udah nerima pekerjaan lagi?"

"Iya, abisnya aku bosen di rumah terus," sahut Beby ke sana kemari diikuti oleh Sean.

"Kalo bosen kan tinggal bilang sama aku, kita bisa liburan ke Bali," ujar Sean yang tak rela istrinya bekerja dan meninggalkannya.

"Ayo Nit, nanti kita terlambat," ujar Beby setelah mengambil tasnya.

"Aku berangkat dulu," ujar Beby lalu ia mencium punggung tangan Sean.

Sean menatap kepergian Beby dengan wajah lesu. Ia jadi ingat istrinya sebelum hilang ingatan.

"Ingatan kamu udah balik?" tanya Nita, wanita itu terkejut saat kemarin Aura menghubunginya untuk meminta pekerjaan.

"Belum," sahut Beby yang duduk di samping Nita yang sedang mengendarai mobil menuju ke studio.

"Kamu yakin nerima job itu? Tapikan bayarannya kecil."

"Nggak pa-pa, itung-itung nolong," sahut Beby enteng. Padahal alasan Beby mengambil job tersebut lantaran ia ingin menghindar dari Sean. Ia tidak mau perasaannya berkembang hingga pada akhirnya membuatnya semakin merasa bersalah.

Nita merasa heran terhadap perubahan Aura. Biasanya Aura tidak mau menerima pekerjaan dengan bayaran kecil. Maklum saja Jojo adalah fotografer yang baru memulai karir. Sementara Aura sudah malang melintang di dunia hiburan. Tentu saja bayarannya kini sudah tinggi.

Dan lebih anehnya lagi, Aura berada di sampingnya. Padahal ia lebih suka duduk di kursi penumpang bagian belakang. Sengaja membuat Nita sadar kalau mereka berdua tidaklah selevel. Aura adalah artis, sementara ia manajernya yang merangkap sebagai asisten pribadi.

"Nit, kamu udah sarapan?" tanya Beby tiba-tiba.

"Belum," sahut Nita jujur, pasalnya Beby sudah menyuruhnya datang pagi-pagi sekali.

"Beli bubur ayam yuk," ajak Beby.

"Bubur ayam?" Nita membeo.

"Iya, di depan sana kayaknya ada bubur ayam enak," ujar Beby dengan semangat. Dulu Beby sering beli bubur ayam di daerah sini.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang