59. Hah! Gimana?

2.4K 116 9
                                    

Habis sudah kesabaran Beby lantaran Sean sering curi-curi kesempatan menyentuh tangannya saat bermain dengan Kevin. Kini kegiatan bermain saat akhir pekan menjadi sebuah kewajiban untuk ketiganya.

Sean memberikan senyuman manis saat matanya beradu dengan mata Beby. Gadis itu kesal karena Sean tidak juga mengatakan cinta dan menjadikannya kekasih. Tapi pria itu selalu saja mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk memegang tangan, memeluk bahkan mencium dirinya. Beby tidak mau diperlakukan seperti itu tanpa status yang jelas. Karena ia bukan wanita murahan.

Ingat itu baik-baik!

"Beby!" panggil bik Yati.

Beby bernafas lega ketika dipanggil bik Yati yang sekaligus juga menyelamatkannya dari tangan jahil Sean.

"Ada apa bik?"

"Ada yang nyariin di depan."

"Siapa?"

"Bibi lupa nanya, tapi cowok."

"Siapa ya?" Beby segera bangkit dari duduknya dan berjalan ke depan.

Sementara Sean terlihat panik. Siapa cowok yang datang hendak menemui Beby? Bukannya Beby belum mempunyai pacar? Atau jangan-jangan calon pacar Beby alias saingannya.

Sean mengintip di jendela.

"Masuk aja bang," ujar Beby setelah menghampiri Vicky yang duduk di motor yang terparkir di depan gerbang.

"Nggak usah," tolak cowok itu.

"Ada apa sih bang?" tanya Beby penasaran kenapa abangnya datang ke tempat ia bekerja.

"Emak sakit, Lo pulang ya, izin sama majikan Lo buat libur seminggu," ujar Vicky.

"Emak sakit apa bang?"

"Jatoh di kamar mandi, kakinya keseleo."

"Parah nggak bang?"

Vicky menggaruk kepalanya lalu nyengir lebar. "Kagak parah, tapi katanya emak kangen sama elo. Gue juga kangen sama elo." Lalu tanpa terduga Vicky memeluk Beby dengan erat.

Sean seketika ketar-ketir. Ternyata benar, saingannya sedang beraksi. Tidak bisa dibiarkan lama-lama. Bisa-bisa Beby ditikung cowok itu.

"Tumben Abang meluk-meluk gini, pasti ada yang nggak beres," ujar Beby curiga.

"Hehehe... Tau aje Lo," ujar Vicky sambil mengacak-acak rambut Beby.

"Ih... Abang jangan acak-acak rambut aku!" pekik Beby kesal dan berusaha menyingkirkan tangan abangnya.

Beby menatap Vicky penuh selidik. "Jadi....?"

"Selama emak sakit, gue mulu yang disuruh beberes rumah, makanya Lo pulang yak, biar gue bisa bebas."

"Tuh kan," batin Beby sambil menatap abangnya yang sedang nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Iya," sahut Beby.

"Nah gitu dong, nih gue bawain martabak telur kesukaan Lo." Beby menerima martabak telur dari abangnya dengan senang hati.

"Tumben bisa beli martabak, emang udah dapet kerja bang?"

"Yoi, gue kerja di bengkelnya bang Toyib."

Hati Sean terbakar api cemburu melihat kedekatan Beby dan cowok itu. Wajahnya merah menahan amarah. Ingin rasanya ia mematahkan tangan cowok itu yang sudah berani menyentuh rambut dan memeluk pujaan hatinya.

Tangan Sean terkepal kuat.

"Pa, itu pacarnya kak Beby ya?" tanya Kevin yang ternyata ikut mengintip di samping Sean.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang