26. Sejak Kapan?

1.8K 68 1
                                    

***
Kini Beby berada di kamar tamu, menyendiri seraya memikirkan bagaimana caranya ia kembali ke tubuhnya yang asli.

Kesedihan tidak bisa ia tutup-tutupi. Kehidupan mewah ini begitu semu baginya. Beby berusaha untuk tidak merasa memiliki apapun yang ada di rumah ini. Agar, ketika ia kembali ke tubuhnya ia tidak merasa kehilangan apapun.

Termasuk Sean.

Keinginan untuk kembali begitu kuat. Sampai-sampai Beby berdoa sebelum tidur. Ia meminta kepada tuhan saat bangun nanti, ia sudah berada di dalam tubuhnya sendiri.

Akan tetapi doanya tidak terkabul, buktinya saat bangun ia masih berada di tubuh Aura.

Beby memilih mengurung diri di dalam kamar.

Tok! Tok! Tok!

"Nyonya!" panggil Yati.

"Ditunggu di ruang makan."

Namun tidak ada sahutan dari dalam.

"Nyonya!" panggil Yati sekali lagi.

Karena tak mendapat sahutan dari dalam, akhirnya wanita itu pergi ke ruang makan melapor kepada Sean.

"Nyonya Aura nggak mau keluar," adu Yati sesampainya di samping Sean.

"Yaudah, bibi siapin sarapan buat Aura, nanti saya yang bawa ke kamar," ujar Sean.

"Iya."

Yati menyiapkan sarapan seperti yang Sean perintahkan.

"Pa, kok mama nggak ada?" tanya Kevin yang baru saja naik ke kursi.

"Mama masih di kamar," sahut Sean seraya mengelus lembut kepala Kevin.

"Mama sakit?"

"Nggak," sahut Sean dengan senyuman manis.

"Ini tuan sarapan untuk nyonya," ujar Yati datang sambil membawa nampan.

Sean mengambil alih nampan di tangan Yati dan membawanya ke kamar tamu.

Tok! Tok! Tok!

"Sayang!"

"Buka pintunya, aku bawain sarapan buat kamu."

Sean mencoba membuka pintu tapi tidak bisa dibuka.

"Sayang!" panggil Sean tak pantang menyerah.

Linda mendekat dengan raut khawatir. "Mami khawatir Aura kenapa-kenapa," ujarnya.

"Tolong ambilin kunci cadangan mi," pinta Sean yang resah karena tidak ada sahutan dari dalam.

Linda langsung berjalan cepat ke tempat menyimpan kunci cadangan.

"Sayang! Buka pintunya!" teriak Sean panik.

Linda datang lalu langsung membuka pintu dengan kunci cadangan. Sean masuk membawa nampan dengan langkah cepat.

Linda hendak masuk juga namun dilarang oleh Sean dengan kode mata. Mengerti dengan kode yang Sean berikan, Linda mengurungkan niatnya.

Sean meletakkan nampan di nakas lalu naik ke atas ranjang, menghampiri Beby yang berbaring menyamping membelakangi Sean dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

"Aku tau kamu marah, tapi jangan siksa badan kamu. Aku bawain sarapan, kalo udah laper, jangan lupa dimakan ya," ujar Sean dengan nada lembut, lalu pria itu mengecup puncak kepala Beby yang tidak terbungkus selimut.

Setelah mendengar suara pintu tertutup Beby bangun dan menyingkirkan selimut yang membungkus tubuhnya. Tadi ia sempat mendapat ide gila supaya bisa kembali ke tubuhnya yang asli.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang