56. Fakta

2.3K 98 3
                                    

***
Saat Sean sedang menonton tv tiba-tiba berita tentang Aura muncul. Melihat wajah mamanya yang cantik terpampang di layar Tv ukuran besar, alhasil Kevin langsung mendekat. Bocah itu melarang papanya mengganti saluran tv saat sadar papanya sedang mengacungkan remote ke arah Tv.

Namun senyum lebar bocah itu tiba-tiba hilang. Dalam siaran tv itu dikabarkan bahwa Aura hendak pindah ke Amerika bersama kekasihnya dalam waktu dekat. Dan tak ada keinginan untuk kembali lagi ke Indonesia. Karena menurutnya gaya hidup di Amerika lebih cocok dengannya. Di sana jelas orang-orangnya lebih cuek dibandingkan dengan negara ini. Tidak ada tetangga yang akan mengomentari gaya busana atau gaya pacarannya. Apalagi Aura berencana tinggal satu atap dengan pacar bule-nya tanpa ada status pernikahan. Kalau di sini pasti semua orang akan menyerangnya dengan kata-kata kasar. Padahal menurutnya tinggal dengan pacar tanpa ada status pernikahan tidak akan merugikan orang lain. Tapi kenapa reaksinya sangat berlebihan.

Aura yang berjiwa bebas begitu muak dengan segala komentar netizen yang sok mengatur hidupnya. Alhasil keinginan pindah ke Amerika semakin kuat. Toh, di sini tidak ada keluarganya yang masih hidup. Jadi tidak berat meninggalkan negara ini untuk selamanya. Dan untuk Kevin?

Jelas Aura tidak pernah sekalipun menganggapnya ada.

Dan juga, Aura berencana melebarkan karir di sana. Siapa tahu ia bisa membintangi film Hollywood bersama artis-artis terkenal di sana.

Kevin menangis di depan Tv, bocah enam tahun itu jelas tahu kalau mamanya akan pindah ke luar negeri. Dan Kevin juga tahu kalau luar negeri itu sangat jauh. Tidak bisa ke sana hanya dengan naik mobil saja.

"Pa, ayo ke rumah mama sekarang," pinta Kevin dengan air mata yang menetes deras. Panik karena takut mamanya sudah pergi dan tak akan pernah bertemu kembali.

Bocah itu menarik-narik tangan Sean sambil menangis kencang. Namun pria itu tampak diam di tempat. Tidak juga berusaha menenangkan anaknya yang menangis meronta-ronta ingin bertemu mamanya. Wajah Sean begitu datar. Ucapan Aura yang dengan entengnya ingin pindah ke luar negeri karena tidak suka tinggal di Indonesia cukup membuat Sean syok.

"Ayo pa! Ke rumah mama." Tangis Kevin semakin histeris.

"Maaf Kevin, papa nggak bisa," ujar Sean lirih sambil mengepalkan tangannya. Andai bocah itu tahu kalau Aura sangat membencinya.

Kevin menggoyang-goyangkan tangan papanya sambil merengek-rengek minta diantar ke rumah mama. Namun Sean memilih diam. Lebih baik pria itu tidak mengantarkan anaknya ke rumah mantan istrinya, karena ia takut Aura mengucapkan kata-kata yang bisa menyakiti perasaan Kevin. Sean tidak tega melihat Kevin hancur karena ulah mamanya.

Melihat papanya tidak bergerak sama sekali, akhirnya Kevin berlari dan memeluk pinggang Beby yang sedang mencuci piring di dapur.

"Eh, kenapa ini kok peluk-peluk kakak?" tanya Beby terkejut. Buru-buru gadis itu membilas tangannya yang masih penuh dengan busa sabun.

Bocah itu melepaskan pelukannya lalu Beby berlutut di depannya. "Loh, Kevin nangis kenapa?"

"Ma-ma," ujarnya dengan suara terbata-bata.

"Mama kenapa?" tanya Beby lembut, lalu menghapus air mata yang membasahi pipi bocah itu.

"Mama mau pindah ke Amerika, selamanya," sahutnya masih sesenggukan. Karena tidak kuat lagi akhirnya bocah itu memeluk leher Beby dengan erat. Berharap rasa sesak di dadanya akan segera berkurang.

"Tapi papa nggak mau anter Kevin ke rumah mama. Kevin takut mama udah pergi," ujarnya dengan susah payah. Nafasnya tersengal-sengal.

"Kak, bilangin mama biar nggak pergi. Kevin pengen mama balik lagi ke sini, tinggal sama Kevin, sama papa juga kayak dulu."

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang