42. Tak Terduga

2.1K 84 1
                                    

Saat ini Beby sedang membantu emaknya berjualan gado-gado di depan rumah dengan meja seadanya. Hari ini adalah hari pertama emaknya berjualan. Setelah bisnis bunga yang mereka bangun kandas. Kini Romlah memutar otak untuk membantu keuangan keluarga.

Dan berjualan gado-gado adalah solusinya. Karena tidak memerlukan modal yang besar dan memerlukan banyak perabotan, cukup cobek dan kotak makanan besar untuk meletakkan sayur-sayuran beserta tempe tahu goreng.

Romlah sedang sibuk mengulek bumbu kacang sementara Beby sibuk memotong tempe tahu dan menata sayuran ke dalam kotak sebelum sambal kacang diguyurkan di sana.

Beby tersenyum lebar kala melihat dagangan emaknya banyak yang membeli, padahal baru pertama kali berjualan.

"Makasih," ujar Romlah setelah mendapat uang dari pelanggan terakhir yang mengantre.

"Tadi Beby kewalahan potong tempe sama tahunya," ujar Beby mengadu.

"Tadi jari Beby hampir kepotong juga," lanjut gadis itu.

"Lain kali nggak usah cepet-cepet." Ada nada khawatir dari ucapan sang ibu hingga membuat hati Beby menghangat.

"Iya mak," sahut Beby mengangguk.

Gadis itu duduk lalu mengeluarkan ponselnya.

"Elu, nggak jadi ngelamar ditempat temen lu?" tanya Romlah.

"Nggak Mak, orang ternyata lowongannya cuma formalitas," sahut Beby.

Romlah mengeryitkan keningnya. "Maksud lu apaan?"

"Mereka bikin lowongan, padahal orang yang mau kerja di sana udah ada," ujar Beby menjelaskan namun sepertinya emaknya tetap tidak paham.

"Gimana ya jelasinnya?" Beby menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ada orang dalem yang udah bawa kerabat mereka buat kerja di sana, gitu maksud Lo?" ujar Vicky yang tiba-tiba nongol dan bersandar di pintu.

"Seratus buat abang," ujar Beby sambil mengacungkan jempolnya dengan senyum lebar.

"Yaelah, tahu gitu nggak usah bikin lowongan. Ngapain bikin lowongan kalo cuma buat, apa tadi?" Romlah mengalihkan pandangannya ke arah Beby.

"Formalitas," sahut Beby.

"Zaman sekarang kan yang dibutuhin bukan keahlian, tapi orang dalem," ujar Vicky ikut kesal lantaran lamarannya terus ditolak hanya karena pelamar lain memiliki orang dalam.

Beby mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju. Pekerjaan memang banyak, tapi pekerjaan yang tidak melibatkan orang dalam sangat langka.

"Gini deh kalo nggak punya orang dalem, susah dapet kerja," sahut Beby dengan nada nelangsa.

"Kalo nggak dapet kerja mending bantuin emak jualan gado-gado," tukas Romlah.

"Iya, tapi dikasih gaji," canda Beby.

"Oke," sahut Romlah enteng.

"Lo jaga di sini siapa tahu ada yang mau beli, emak mau nonton tv," ujar Romlah lalu wanita itu masuk kedalam rumah diikuti oleh Vicky.

Beby sudah berkutat dengan ponselnya. Hingga beberapa menit kemudian mata Beby bersinar cerah.

"Mak, ada yang pesen gado-gado!" teriak Beby heboh.

Tak berapa lama Romlah keluar dan benar saja di sana sudah ada 4 ibu-ibu yang hendak membeli gado-gado.

Romlah mulai mengulek sambal kacang sementara Beby sibuk membantu.

"Mpok nonton sinetron terbarunya Aura nggak?" tanya salah satu pembeli.

"Nonton, emang kenapa?"

"Bagus ya, Aura jadi siapa itu, aku lupa?"

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang