10. Ketempelan

2.9K 103 0
                                    

"Kamu kenapa diem di situ terus?" tanya Linda kepada Yati yang berdiri tak jauh darinya, dan terlihat dari gerak-geriknya sepertinya Yati ingin berbicara sesuatu kepadanya, namun tampak ragu.

Yati menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dan hal itu tak luput dari penglihatan Linda.

"Begini nyonya, ada yang aneh sama nyonya Aura," ujar Yati dengan suara pelan.

"Aneh gimana?" tanya Linda santai.

Wanita itu sedang duduk di sofa setelah mengantarkan Kevin ke sekolah.

Yati maju satu langkah. "Masa nyonya Aura minta dikerokin," ungkapnya dengan kening berkerut, merasa aneh dengan tingkah Aura, sang majikan.

"Jangan becanda kamu, masa si ratu kecantikan minta dikerokin? Nanti punggungnya yang mulus jadi lecet-lecet dong," ujar Linda tak percaya.

"Beneran nyah, saya nggak bohong," balas Yati.

"Kalo nyonya nggak percaya, ayo ikut saya ke atas, kita lihat sama-sama," ujar Yati mencoba meyakinkan.

"Oke, tapi kalo kamu bohong, gaji kamu aku potong," ujar Linda tak serius. Wanita paruh baya itu bangkit dari duduknya yang nyaman demi memastikan ucapan art-nya benar.

Keduanya berjalan menaiki anak tangga, hingga sampai di kamar Kevin, tempat Beby beristirahat.

Linda dan Yati masuk ke kamar Kevin dan mendapati Beby sedang tidur pulas di atas kasur.

Yati mulai menyingkap sedikit kaos oblong yang dipakai Beby untuk memperlihatkan bekas kerokan di punggung gadis itu.

Linda menutup mulutnya dengan kedua tangan, sementara matanya melotot lebar. Terkejut melihat punggung menantunya merah-merah. Kepala Linda jadi pening seketika.

"Gimana nyah? Aneh kan?" tanya Yati.

Linda yang syok hanya sanggup menganggukkan kepalanya. Wanita itu memegang kepalanya sembari keluar kamar.

"Kenapa mantuku jadi aneh gitu?" batin Linda terheran-heran. Aura, sang menantu adalah wanita yang sangat menjaga penampilan. Hanya karena hilang ingatan, wanita itu langsung berubah seratus delapan puluh derajat.

"Kayaknya nyonya Aura ketempelan setan kampung nyah," ujar Yati setelah keduanya keluar dari kamar.

"Semingguan ini juga nyonya Aura hobi makan, padahal kan nyonya tau sendiri kalo nyonya Aura nggak suka badannya jadi gendut."

"Ya namanya juga amnesia, bisa jadi dia lupa sama prinsipnya jaga badan," sahut Linda mencoba berpikir positif.

"Gitu ya nyah?"

"Mungkin," sahut Linda sedikit ragu.

***
Beby bangun beberapa jam kemudian dengan badan lebih segar. Perutnya kembali keroncongan karena makanan yang tadi pagi ia makan sudah keluar semua ke toilet.

Akhirnya Beby membuka lemari es dan menggeledah isi di dalamnya.

"Bik, ini kok lemari esnya kosong sih?"

"Belum belanja nyah," sahut Yati.

"Bik, tolong bikinin nasi goreng," perintah Beby dengan wajah kecewa tidak menemukan makanan di dalam lemari es.

"Iya nyah," sahut Yati mulai menyiapkan bumbu nasi goreng. Sementara Beby duduk di kursi yang tak jauh dari sana sambil mengamati asisten rumah tangganya yang sedang memasak.

Pandangan mata Beby terfokus ke arah daster yang Yati pakai. "Bik, pinjemin dasternya dong," celetuknya tiba-tiba mengingat baju yang ada di lemari tidak ada yang utuh. Tidak mungkin juga ia selalu memakai baju Sean terus menerus, nanti pria itu pikir ia sangat mencintainya. Meski Sean tampan, tapi Beby masih teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi pelakor, apalagi memanfaatkan tubuh orang lain.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang