50. Sikap Dingin Sean

2.1K 86 0
                                    


Waktu terasa begitu cepat, kini jam kerja Beby sudah habis beberapa menit yang lalu. Gadis itu juga sudah mengerjakan tugasnya dengan baik, termasuk membujuk Kevin supaya makan. Sementara Henny, wanita itu tidak bisa melakukan apa-apa.

Henny ditugaskan menjaga Kevin, namun wanita itu malah sibuk sendiri dengan ponselnya. Berjoget-joget untuk diupload di aplikasi Toktok. Bagaimana Beby tidak geram. Jika seandainya ia jadi nyonya di rumah ini, tentu saja Beby akan memecat wanita itu secepatnya.

Tapi sayang, jangankan menjadi nyonya, bertemu dengan tuan pemilik rumah ini saja belum. Iya, Sean. Beby belum bertemu dengannya sejak kemarin. Ngomong-ngomong soal Sean, saat ini Beby merasakan detak jantungnya meningkat. Harap-harap cemas menanti pujaan hatinya pulang dari kantor. Wajah tampan dan gagah pria itu sudah lama Beby rindukan. Dan hari ini ia ingin sekali melihatnya secara langsung.

Tapi tunggu dulu. Ini sudah jam berapa? Beby sontak melihat jam di dinding dapur.

Sebentar lagi Sean pulang.

Beby senyum-senyum sendiri karena tak sabar.

"Kenapa senyum-senyum?" tanya bik Yati heran sendiri.

Bukannya menjawab Beby malah nyengir lebar. Tepat saat itu terdengar suara klakson mobil Sean yang baru pulang.

"Nggak bukain gerbang?"

"Nggak ah bik, aku trauma, nanti jadi kayak kemarin aku dikunciin sama bibi di luar pagar," sahut Beby cemberut mengingat hari kemarin.

Tiba-tiba Beby berlari dan tampak bersembunyi dibalik tembok mengintip Sean yang baru saja masuk. Wajahnya kusut dan terkesan dingin. Bahkan Kevin tidak menyambut kedatangan papanya. Seperti biasanya.

Ada apa ini?

Rumah terasa sepi. Beby pikir setelah Sean sampai di rumah, rumah akan terasa hidup. Tapi sayangnya tidak.

"Kevin dorong temennya lagi," ujar Linda yang menghentikan langkah Sean menaiki anak tangga.

Pria itu berbalik menatap wajah maminya dengan ekspresi datar. "Mami udah urus kan?"

"Udah," sahut Linda.

"Kalo gitu Sean ke kamar dulu mi," ujar Sean yang berlalu begitu saja. Terkesan tak peduli.

Linda mengembuskan napas lelah. Sejak bercerai dari Aura, bukan hanya Kevin saja yang berubah, tampaknya Sean juga. Sudah beberapa kali Linda mengajak putranya berbicara berdua, tapi hasilnya nihil. Sean lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor, ruang kerja atau kamar. Bahkan saat makan malam, Sean memilih menghabiskan waktu di ruang kerja. Dan baru makan saat hampir menjelang tengah malam.

Beby memperhatikan interaksi antara Linda dan Sean. Keduanya terlihat berjarak. Lebih tepatnya Sean yang menghindari berinteraksi lama dengan maminya. Hingga membuat Linda murung.

Tepukan di bahunya membuat Beby terkejut.

"Kenapa ngintip? Katanya mau deketin tuan Sean?" tanya bik Yati dengan nada terdengar mengejek.

Beby mendengus. "Sabar dong bik, pelan-pelan."

"Halah, alesan, bilang aja nggak berani," ledek bik Yati.

"Bik, tuan Sean orangnya cuek ya?" tanya Beby pura-pura tidak tahu seperti apa kepribadian Sean yang sebenarnya. Ia bertanya karena ingin tahu kenapa Sean berubah.

Awalnya wanita itu ragu menceritakan tentang Sean, tapi akhirnya bik Yati mau bercerita juga.

"Sifat tuan Sean berubah waktu nyonya Aura di rumah sakit karena keguguran. Bibi nggak tau karena apa, tapi sejak saat itu tuan Sean jadi orang yang dingin dan cuek. Padahal tuan Sean bukan orang yang seperti itu. Sampe sekarang bibi juga bingung, kenapa tuan bisa berubah begitu, bibi jadi kasihan sama Kevin. Sejak perceraian, tuan nggak pernah berusaha menghibur Kevin. Bahkan terkesan menghindar dari Kevin. Atau mungkin ini cuma perasaan bibi aja."

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang