61. Akhirnya Sah!

3.4K 107 6
                                    

***

Romlah berdiri bersalaman dengan orang-orang dengan bangga. Bagaimana tidak, anak gadisnya akhirnya menikah juga. Apalagi suami anaknya bukan kaleng-kaleng, dia adalah pengusaha kaya raya dan berwajah tampan paripurna. Ternyata tidak sia-sia Beby menikah belakangan dibandingkan sepupunya yang lain. Jika Beby termakan omongan budenya lalu menikah dengan mantannya yang tukang selingkuh itu, tentu saja hidup anaknya akan menderita. Untungnya hal itu tidak terjadi. Akhirnya Romlah bisa bernafas lega. Apalagi ternyata sabar itu ada hadiahnya. Bahkan hadiahnya tidak ia sangka-sangka sebelumnya, yaitu memiliki menantu seperti Sean, sekaligus cucu ganteng bernama Kevin.

Kalau dulu ia sering iri saat melihat teman-temannya sudah menggendong cucu. Tapi sekarang ia juga sudah bisa memamerkan cucu seperti teman-temannya yang lain. Lihatlah, betapa bangga dan girangnya wanita itu.

Tuti yang merupakan kakak kandung Edi datang dari desa bersama suami, anak dan ketiga cucunya. Tadinya wanita itu ingin melihat suami Beby yang katanya seorang duda anak satu. Sekaligus ingin meledek keponakannya yang telat nikah, dan saat menikah dia malah menikah dengan duda anak satu. Tuti pikir duda yang jadi suami Beby itu pria tua, botak, berkumis tebal dan berperut buncit. Namun kenyataannya justru tidak sesuai dengan bayangannya. Padahal wanita itu sudah bersiap-siap menertawakan suami keponakannya. Tapi sayangnya gagal.

Duda yang ada di samping Beby terlihat sangat tampan. Dan ada seorang bocah yang tak kalah tampan berdiri ditengah-tengah kedua mempelai. Tuti tebak itu pasti anak dari duda tersebut. Dan sepertinya wajah keduanya tampak tidak asing dimatanya? Tapi dimana ia pernah melihat mereka berdua.

Mustahil keduanya berasal dari desa.

"Mbak, sini!" panggil Romlah sambil melambaikan tangannya ke arah Tuti dan keluarganya untuk naik ke atas pelaminan.

Digedung yang mewah ini, alih-alih dipandang dengan penuh kekaguman. Keberadaan Tuti dan emas yang dipakainya justru terlihat kampungan. Apalagi Tuti juga mendengar secara langsung hinaan yang diucapkan dengan terang-terangan oleh salah satu tamu undangan untuk menyindir penampilan Tuti tersebut. Alhasil wanita itu kena mental.

Bagaimana tidak, meskipun perhiasan yang dipakai tamu undangan yang lain tidak seramai perhiasan Tuti, tapi jika dirupiahkan, tentu saja jauh lebih mahal dibandingkan perhiasan wanita itu. Lihat saja tas yang dibawa para tamu undangan. Nilainya saja sudah mencapai ratusan juta rupiah. Belum lagi gaun dan perhiasan berlian yang melekat di badan mereka. Bisa diatas satu milyar.

Sehingga Tuti mendadak insecure dan tampak pendiam. Sekarang wanita itu bertemu dengan orang yang mirip seperti dirinya tapi bedanya level orang itu jauh lebih tinggi darinya.

"Selamat ya Rom, akhirnya ada yang mau sama Beby," ujar Tuti dengan kalimat yang cukup merendahkan Beby, hal itu ia lakukan agar perasaannya kembali baik-baik saja. Setelah dihina oleh salah satu tamu undangan.

"Iya, mbak makasih udah mau dateng ke sini," sahut Romlah seraya tersenyum manis. Meski dalam hati wanita itu sangat emosi. Edi tersenyum lembut saat bersalaman dengan kakak kandungnya. Ia sangat tahu watak kakaknya itu, alhasil ia tidak memasukkan ucapan Tuti ke dalam hati.

"Selamet ya Beb," ujar Tuti yang iri dengan nasib baik gadis itu. Rasanya ia ingin sekali bertukar nasib dengan Romlah, yaitu memiliki menantu tampan dan kaya raya seperti Sean.

"Iya bude," sahut Beby merasa pegal lantaran terus tersenyum sedari tadi.

"Kamu pinter nyari suami," ujar Bude menepuk bahu Beby. Lalu wanita itu beralih menyalami Sean. "Kamu kan ganteng? Kok mau sama Beby?" tanya Tuti melirik Beby dengan tatapan menghina saking irinya.

Sean tersenyum. "Iya bude, soalnya Beby cantik," sahut Sean dengan santainya.

"Cantikkan anak bude, ini namanya Ami," ujar Bude sambil melambaikan tangan supaya Ami mendekat, padahal Ami sedang mengobrol dengan Romlah dan Edi.

Aku Bukan IstrimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang