Selingkuh, yuk!

157 2 1
                                    

Yang punya Fizzo wajib selingkuh dulu dengan cerita ini. Kalau kalian suka sama tulisanku selama ini, cerita ini tidak akan mengecewakan 💗

"Apa yang kamu kerjakan untuk keluarga Johnson?"

"Kamu terlalu banyak bertanya, aku bahkan belum mengajukan satu pertanyaan pun untukmu." Annelise memicing sebal karena sadar dia telah ditanyai begitu banyak hal.

"Suami dulu yang bertanya, istri memiliki gilirannya sendiri."

Annelise mengerucutkan bibirnya. "Aku desainer pakaian di perusahaan Johnson, tapi semua hasil gambarku akan diatasnamakan Lucy. Well, pagi ini desain yang seharusnya dipresentasikan pada investor tiba-tiba hilang dari komputerku. Aku yakin Lucy yang melakukannya. Dia selalu ingin mengusirku dari rumah, tetapi ayahnya selalu menahanku karena butuh desainku."

"Ayahnya adalah ayahmu juga."

"Apa kamu memiliki hobi membuat orang kesal?" Annelise memicingkan matanya sebal. "Aku selalu bekerja dari rumah dan hasilnya akan dituai oleh Lucy."

"Apakah aku akan menikahi wanita bodoh?"

Annelise mengulurkan tangannya hendak memukul dada Sean, tetapi kemudian dia langsung menarik tangannya lagi.

Sean menaikkan sebelah alisnya. "Kamu selalu ditindas dan diam saja?"

"Bagaimana denganmu? Aku dengar kamu juga anak dari pernikahan tidak sah. Apakah baik-baik saja jika aku bertanya?" Annelise melihat raut wajah Sean dan merasa lega ketika tidak mendapati perusahaan ekspresi yang signifikan.

"Ya."

"Kenapa kamu hanya menjawab begitu?" protes Annelise yang merasa sangat dirugikan. "Aku bercerita banyak hal padamu! Kamu curang!"

Sean tanpa tahu bagaimana mengenali perasaan ini, dia merasa terhibur dengan tingkah Annelise ketika kesal. "Kita tidak akan tinggal di kediaman tua keluarga Hill."

Perubahan topik yang tiba-tiba membuat Annelise kurang siap dan mencoba mencerna maksudnya. "Kamu juga sudah muak dengan drama keluarga?" tanya Annelise yang seperti sudah bisa menebak bagaimana perasaan Sean.

"Sean, itu bagus. Steven tidak ada bedanya dengan Lucy. Kamu pasti sering ditindas olehnya." Annelise kemudian melihat mobil Sean. "Jika kamu mau menjual mobilmu, mungkin kita bisa menyewa apartemen sederhana. Aku akan memasak untuk kita setiap hari agar pengeluaran kita tidak terlalu banyak. Aku juga bisa menghemat listrik dan air dengan baik. Jangan khawatir."

Sean tertarik dengan obrolan ini. "Apakah aku harus menjual mobilku?" Dulu dia tidak sekaya anggota keluarga Hill yang lain. Namun, dia memiliki perusahaan keamanan sendiri, dia sama sekali tidak miskin.

"Apakah kamu memiliki tabungan?"

Sean kemudian berpikir sebentar. "Aku tidak yakin soal itu. Mungkin juga tidak." Dia tidak memiliki tabungan. Semua uangnya ada di perusahaan dan dia tidak bisa menyebut aset keluarga Hill sebagai tabungan. Itu adalah warisan.

"Kalau begitu tidak ada pilihan lain selain menjual mobil. Aku memiliki kartu akses tanpa batas untuk kereta dan bus. Kita bisa bepergian dengan itu. Setahun, kita hanya perlu membayar 112 dollar.

"Begitu murah?" Sean bahkan tidak tahu ada kartu seperti itu yang bisa digunakan tanpa batas selama setahun untuk transportasi umum.

"Hm!" Annelise mengangguk cepat. "Ini adalah salah satu program pemerintah untuk mengurangi kepadatan jalan. Jadi agar banyak yang menggunakannya, kita hanya perlu membayar murah setiap tahun. Dengan ini, kamu tidak perlu memikirkan pengeluaran bahan bakar dan servis mobil. Bukankah itu sangat lebih hemat?"

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang