02-Who is Kinna

8.1K 352 16
                                    

Hapyy reading 😊

Tenang, itulah yang saat ini dirasakan oleh seorang gadis cantik yang sedang duduk sendiri di taman sekolahnya. Suasana sore yang sejuk dengan sedikit sinar matahari menerobos celah-celah pepohonan yang menaungi gadis ini. Hembusan angin sore kini sedikit terasa dingin jika terkena kulit tanpa jaket ataupun baju berlengan panjang.
Sebuah novel tebal sedang ada di genggamannya. Terlihat cuek tapi cerdas.

"Hay!" Sebuah suara serak-serak basah sedikit mengusiknya tapi tak dapat membuatnya mengalihkan pandangannya dari novel yang dipegangnya.
"Dikacang nih," sindir pemuda pemilik suara serak-serak basah tadi.

Gadis itu tetap diam.

"Killa... seneng banget nyuekin gue!" ucapnya kesal dan merebut paksa novel gadis yang dipanggilnya Killa itu.

"BISMAKAN!" teriak Kinna dengan kencangnya. Killa, atau yang banyak orang menyebutnya Kinna. Hanya pemuda ini yang memanggilnya dengan sebutan Killa. Kinna Landry. Tatapannya selalu tajam dan dingin pada siapa pun. Jarang tersenyum dan cuek.

"Apa?" tanya Bisma enteng. Yap! Bisma Karisma. Pemuda tampan nan kaya yang menjadi idola di SMA AGASA ini. Banyak fans, populer, kapten tim basket. Hampir setiap bulan berganti mobil. Siapa yang tak tergila-gila? Apalagi ia adalah anak tunggal dari pengusaha terkaya nomer dua di Asia Tenggara. Dan yang lebih menakjubkan adalah, ia pria ber-IQ 165.
"Apa gue harus gangguin lo dulu buat dapat perhatian dari lo?"

"Balikin!" Kinna menatap Biama dengan tajam.

Bisma hanya tersenyum santai.

"Ngapain lo senyum-senyum? Udah sinting, ya?" ledek Kinna ketus.
"Ngapain lo masih di sini?" Bisma malah balik bertanya.
"Setiap lo gangguin gue di sini, lo selalu nanya itu. Nggak bosan?"
"Nggak akan, karena lo belum pernah jawab pertanyaan yang setiap hari gue lontarin selama hampir setahun berturut-turut ini."

Gadis itu memutar matanya malas. "Karena itu bukan urusan lo. Sini!" Kinna hendak mengambil alih novelnya dari tangan Bisma, tapi Bisma malah memasukkan novel itu ke tasnya.
"BISMALEEEMMM! Apa sih mau lo!" geram Kinna.

Bisma tertawa renyah. "Lo masih nanya?"
Kinna menghela napas jengah dan kembali memutar matanya.
"Kita temenan, dan gue gak akan ganggu lo lagi."
"Gak mau!" tolak Kinna cepat.
"Segitunya lo sama gue," gerutu Bisma sebal.

"Plis deh, Bis, lo itu ngeselin, sumpah!"
"Emm... kalo nggak mau jadi temen, jadi pacar deh." Bisma mengeluarkan satu lagi penawaran.
Kinna tertawa meremehkan, "Lo nembak gue?" tanya Kinna dengan nada meledek.

"Terserah apa kata lo." Bisma tersenyum enteng.
"Ogah. Balikin Bisma begeng!" Kinna menengadahkan tangan kanannya di hadapan Bisma.

"Lo dari tadi gak pernah bener manggil nama gue. Nama gue itu Bisma Karisma. Ngerti?" protes Bisma.
"Hmm, iya deh terserah lo, balikin, Bisma."

"Oke, cantik." Bisma menggapai telapak tangan kanan Kinna dan langsung mengajaknya beranjak dari bangku yang sedari tadi mereka duduki.

"Bismandi! Lo apa-apaan sih! Lepasin gue!" sentak Kinna mencoba melepas genggaman Bisma.
Bisma hanya tersenyum dan terus membawa Kinna keluar dari area taman sekolah.

"Bisma!"
"Bawel, ya," Bisma langsung membopong tubuh Kinna karena Kinna terus memberontak.
"Bisma! Turunin gue, bego! Malu ada yang lihat, turunin gue! Bismalay!!" teriak Kinna.

"Suara lo merdu juga." Bisma mengedipkan sebelah matanya.
"Bisma gila! Lo itu stres atau gimana, sih!" Kinna terus ngomel.

"Jadi temen nggak mau. Jadi pacar nggak mau, ya udah balik bareng aja. Masa nggak mau juga, sih?"
"Oke, gue mau, tapi turunin gue," pinta Kinna akhirnya menyerah juga.

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang