HAPPY READING😊😊
Bisma berlari mengelilingi sekolah, ke atap sekolah pun Bisma tak menemukan Kinna. Padahal Bisma yakin, gadis itu ada di sana. Tapi nihil.
Yang membuat Bisma tak tenang adalah, apa alasan Kinna meninggalkan jam pelajaran seperti ini? biasanya ia tak mau berpaling dari guru yang sedang mengajar di kelas sedikitpun. Bahkan sebelum pelajaran dimulai, saat istirahat dan pulang sekolahpun gadis itu terlihat membaca buku berbeda setiap harinya.
“hey!” Bisma berlari cepat melihat Kinna yang baru saja keluar dari toilet wanita.
Kinna menoleh dan menatapnya sinis. Bolehkah aku mencekiknya sekarang? teriaknya dalam hati.
“Killa, darimana aja? tumben ninggalin pelajaran, eh tunggu, ini.." Bisma mengusap bawah mata Kinna yang sedikit sembab. Gadis itu memalingkan wajahnya.
“bukan urusan lo” jawabnya ketus.Bisma menautkan alisnya bingung. Kinna kembali menggunakan kata ‘lo gue’ padanya. Padahal kemarin Kinna sudah setuju untuk menggunakan kata aku kamu padanya.
“apa? aku gak salah dengar? ulangi” Bisma menatapnya tajam, seperti elang yang siap menerkam ular incarannya di bawah sana. Predator ini memiliki seribu ekspresi mengejutkan dari matanya dan bisa berubah kapanpun.Kinna mendongak untuk menatap Bisma yang lebih tinggi darinya. Membalas tatapan itu dengan sinis “gue muak sama lo!!” pekik Kinna tak bisa membendung semuanya lagi. Rasanya ia ingin menghajar seseorang.
Hey jangan lupa, ini bukan salah Bisma yang terlahir cerdas Kinna.
Kinna membalik tubuhnya dan segera berlari menjauhi Bisma dengan air mata yang kembali menetes. Untung ini jam pelajaran, jadi tak ada satupun orang di sepanjang koridor ini selain mereka berdua.
Bisma terdiam, bibirnya terkatup rapat. Rahang tajamnya mengeras menahan amarah. “gadis gila” umpatnya kemudian berbalik berjalan berlawan arah dengan Kinna.
***
“tadi Bisma nyariin lo” ucap Rangga saat Kinna baru saja duduk di kursinya.
Kinna mengabaikannya. Ia meraih buku dari tas dan membacanya. Tak peduli dengan tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya. Walaupun ia sudah mencuci mukanya yang habis menangis, tapi matanya yang sembab tak bisa membohongi mereka. Dan ini pertama kalinya mereka melihat Kinna seperti ini. Seperti melihat sebuah konser idola mereka. Begitu menarik.
“apa yang kalian lihat!?” suara bentakan Bisma terdengar dari ambang pintu, membuat semua yang menatap Kinna dan berbisik seketika pura-pura sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Jam kosong ini tak menguntungkan untuk Kinna. Walaupun di depannya buku tebal itu seperti mendapat perhatian lebih darinya, tapi pikiran gadis itu menjelajah kemana-mana. Terutama pada... Bisma. Oh benarkah ia merasa bersalah pada Bisma? ini bahkan sama sekali bukan salah Bisma kan?
Kinna menoleh ke samping sedikit ke belakang, di tempat Bisma duduk.
Reza yang melihat hal itu menyenggol lengan Bisma yang sedang meletakkan kepalanya di meja dengan mata terpejam.“lo mau mati?” tanya Bisma mengancam Reza yang mengganggunya.
“itu...
“diam”Kinna memutar matanya malas. Sebenarnya ia ingin meminta maaf pada Bisma, tapi... sepertinya Bisma sedang tak ingin di ganggu. Ya sudahlah.
Tapi, Kinna kembali menengok Bisma dan membuat Reza kembali memukul-mukul bahu Bisma.“gue bunuh lo” ucap Bisma tajam tanpa membuka matanya.
Kinna menggeram kesal. Bagaimana mungkin dia yang siang malam belajar mati-matian itu bisa kalah dengan pria egois yang sering membolos dan tidur di sekolah itu? sulit di percaya. ‘aku bisa mengalahkannya’ batinnya yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomanceBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...