41-Going Through Frustration

2.8K 143 1
                                    

minta vote nya dong sebelum baca. dan minta komentarnya ya setelah baca 😂😎

Baca pengumuman di bawah juga ya😄

Happy Reading😊

Dicky membuka pintu apartemennya setelah ia menerima telepon dari orang di luar sana.
“Masuklah” ucap Dicky membuka pintu untuk pemuda yang umurnya sepertinya sedikit lebih tua darinya itu kemudian kembali menutup pintu apartemennya.

Mereka duduk di sofa dengan 2 sloki dan sebotol red wine.
“Bagaimana?” tany Dicky sembari menuang red wine nya ke sloki lalu sedikit menyesapnya.

“Minggu depan Morgan Winata dan keluarga akan pergi ke London karena perkembangan laporan Rafael Tan sangat cepat. Dan mungkin Morgan Winata akan pergi lebih cepat agar mengecoh pihak hukum dan media” jelasnya sembari menyerahkan amplop coklat pada Dicky.

Dicky hanya meliriknya, membiarkan orang itu meletakkan amplop itu ke meja.
“Kinna” Dicky memanggil sembari menoleh ke arah pintu kamar gadis itu selama di apartemen Dicky.

Tak lama, Kinna pun keluar dengan ekspresi malas.

Selama di sini Kinna tak melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan oleh seorang tawanan. Ia makan dengan baik. Membersihkan diri dan tetap belajar dengan buku yang seadanya atau yang ia temukan di sana. Ia tak bodoh seperti tawanan lain yang biasanya akan menyiksa dirinya sendiri dan berharap akan segera mati.
Kinna masih memikirkan orang-orang yang menyayanginya di luar sana. Mereka sedang mencemaskannya.
Dan mungkin dengan menjaga dirinya agar tetap baik-baik saja akan memberikan sugesti positif pada mereka bahwa Kinna sekarang baik-baik saja. Kinna percaya itu.

“Apa” tanyanya ketus.

Dicky menatapnya gemas. Ia sudah berulang kali menyuruh Kinna memanggilnya kakak tapi gadis itu terus saja bersikap ketus dan tak sopan padanya “duduklah” Dicky menepuk sofa di sebelahnya.

Kinna pun duduk di sebelah Dicky. Tapi ia tetap menjaga jarak.

“Lihat ini” Dikcy menyerahkan amplop cokelat tadi pada Kinna.
Tanpa bertanya karena pasti Dicky akan menjawab ‘Buka saja' jadi Kinna langsung membukanya.

“Apa mmaksunya ini?” tanya Kinna tak mengerti melihat beberapa foto Thella bersama Reza, Ilham dan Rangga, juga foto Bisma yang
sepertinya masih sibuk mencarinya.

Bisma terlihat sangat buruk di sana. 
Wajahnya.... ah, Kinna tak sanggup membayangkan betapa kalutnya Bisma saat ini karena mencemaskannya dan juga mencemaskan nasib keluarganya. Bisma pasti juga terbebani oleh masalah yang sedang menimpa keluarganya. Ini semua karena Dicky.

“Biarkan aku memberi kabar pada Bisma. Dia tidak bisa seperti ini terus” ucap Kinna memohon pada Dicky. Ia tak peduli jika ia harus menjatuhkan harga dirinya di hadapan Dicky jika ia bisa mengatakan pada Bisma bahwa Bisma tak perlu mencemaskannya. Ia baik-baik saja.

“wahhh apa kau sedang memohon?? gadis dingin sepertimu... aku tak percaya” ucap Dicky takjub dan terlihat sekali seperti dibuat-buat. “demi Bisma Karisma? haha lucu sekali”
*
*
*
“Aku tidak akan pergi sebelum Killa ditemukan. Dan jika Killa ditemukan, aku akan membawanya pergi dan dia hanya akan menjadi milikku. Selamanya” ucap Bisma tak sopan pada Morgan saat kembali membicarakan rencana kepergian mereka ke London.

“Bisma. Kali ini saja..
“apanya yang kali ini saja pi?! papi sama mami boleh pergi sejauh yang kalian mau, tapi Bisma akan tetap mencari Killa. Bisma gak bisa kalau tanpa Killa, Pi. Mungkin beberapa hari lagi Bisma akan mati kalau Killa belum ditemukan”

“Bisma!!” Nadia memotong frustrasi. Lebih frustasi daripada Bisma saat ini. Ia juga memikirkan nasib suaminya yang akan berurusan dengan hukum.

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang