Chapter 54-I Can't

3.2K 162 13
                                    

Semangat pagi dan selamat beraktifitas gengs!

Happy Reading😊

Tia berbaring di sebelah Rafael dengan senyum yang merekah.
Rafael merengkuh pinggang Tia agar lebih dekat.
"Kau makan dengan baik hari ini?" tanya Rafael.

Tia mengangguk di dekapan Rafael.
"bisakah kita seperti ini sampai pagi?"

"Tidurlah sayang."
Tia kembali tersenyum malu mendapat panggilan sayang dari suaminya.

"Ge."
"Hm?"
"Tadi aku pergi bertemu dokter Alice dengan Xiao Lin."

Rafael membuka matanya dan menunduk untuk menatap Tia. "Apa yang dikatakan dokter Alice?" Rafael menarikan jemarinya di surai coklat milik Tia.

"Semuanya baik. Bayiku sehat."
"Syukurlah." Rafael mengecup kening Tia dan kembali memeluknya.
*
*
*
Bisma menyuapi Kinna dengan kentang goreng pesanan mereka.
"Kaya anak kecil pake suap-suapan," dengus Rangga.
"Ya udah si, Ngga, mereka berdua bakal kepisah lama jadi biar dipuasin dulu," ucap Thella menengahi lalu tertawa.

Kinna menutup bukunya lalu menatap Thella. "Itu baru temen gue." Kinna dan Thella bertos ria.
"Reza ke mana sih?" tanya Bisma yang sedari tadi tidak melihat Reza ada di antara mereka.

"Ke toilet. Sakit perut dia gara-gara burger basi dari Rangga," ucap Thella lalu mereka kembali tertawa untuk penderitaan temannya.

"Hey hey gabung dong" ucap seorang gadis yang langsung duduk di antara mereka. Menginterupsi tawa renyah dari mereka berempat.

"Heh mak lampir, ngapain lo ke sini?" ketus Thella saat melihat Vanya dengan percaya dirinya duduk di sebelah Bisma.

"Apa lo bilang? Mak lampir? Helloooo ... Gue sama lo lebih cantik gue kali," balas Vanya remeh.
"Hih ngaca Mbak ngaca," cibir Thella.

Bisma menggeser kursinya lebih dekat lagi pada Kinna.
"Aaa ... " Bisma kembali menyuapi Kinna tanpa peduli kehadiran Vanya.
Dengan senang hati Kinna menerimanya lalu melongokkan kepalanya ke belakang Bisma untuk melihat Vanya. "Lo. Siapa nama lo? Lo suka sama cowok tengil begini?" tanya Kinna pada Vanya. Bisma melotot ke arah kekasihnya yak terima disebut tengil.

"Emang kenapa? Gak boleh?" tanya Vanya sengit. "Terserah gue dong mau suka sama siapa!"
"Boleh kok, tapi siapin hati serep ya. Karena cinta Bisma itu udah mutlak buat gue. Bisma tuh sayangnya udah mentok ke gue." Kinna merangkul leher Bisma. "Iya 'kan Bis?"

"Tepat sayang," balas Bisma mendukung dengan semangat karena Kinna bukannya marah ada Vanya yang ntah alien dari planet mana tapi Kinna justru dengan kecerdasannya membungkam mulut Vanya dengan mulut pedaanya.

"Lihat!" Kinna mengangkat tangan kirinya dan Bisma melakukan hal yang sama. "Kita udah terikat, jadi gak usah ngarep sama pacar orang," ucap Kinna menunjukkan cincin pertunangan mereka dengan tampang songong.

"Lo yakin satu-satunya cewek Bisma?" tanya Vanya meremehkan. Tatapannya tampak sinis melihat cincin di jari Kinna.

"Yakin gak ya? Gak yakin sih. Jadi jangan dekat-dekat Bisma, ntar di php loh," ucap Kinna lalu menarik Bisma berdiri.

Vanya ikut berdiri. "Gue sama Bisma pernah kencan juga."

Kinna tersenyum miring "Berapa kali ? Cuma sekali? Lebih dari 3 jam? Atau hanya 30 menit?" Kinna terkekeh konyol. "Gue tiap hari ada di sebelahnya " Kinna menarik Bisma pergi dari kantin dan meningggalkan Thella juga Rangga yang tertawa terpingkal melihat Vanya mati kutu dan malu setengah mati.
*
*
*
Perlahan katupan matanya terbelah.
Hazelnya mengerjap pelan.
Ada yang janggal. Kenapa tidak ada suaminya di kamar ini?
Bukankah terakhir kali ia melihat Rafael masih memeluknya tadi malam?

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang