Happy reading 😊
"gue cuma pengen tahu, seperti apa rasanya menaklukkannya. Ternyata biasa aja. Gak ada bedanya sama yang lain" Bisma meneguk jus jeruknya santai.
"kalimat yang bagus Bis" ucap Kinna datar.
"Kinna!?" ucap Rangga dan Reza kaget bersamaan saat tiba-tiba Kinna sudah ada di belakang mereka.
Bisma memang sengaja berbicara seperti itu karena melihat Kinna dan Thella masuk ke kantin. Bahkan Bisma menatap Kinna saat mengucapkannya tadi.
"Kinna, ini gak seperti yang lo dengar. Iya kan Bis??" kini Reza yang angkat bicara agar Kinna tak salah paham .
"semua yang kamu dengar memang benar. Aku bosan padamu. Aku sudah bisa membuatmu jatuh ke tanganku. Aku udah gak punya tantangan lagi darimu. Aku gak tertarik lagi sama-
"Bisma!!" sentak Thella menghentikan ucapan Bisma. Thella tak ingin Kinna lebih sakit lagi jika Bisma melanjutkan kalimatnya. "gue gak ngangka lo sebrengsek ini!" ucap Thella yang tak terima sahabatnya menerima kata-kata menyakitkan itu dari Bisma."Bisma" kali ini Kinna yang memanggilnya pelan.
Bisma mengalihkan pandangannya dari gadis itu.
"apa kamu akan melepasku begitu saja?" tanya Kinna dengan nada tenang. Sedikit kerutan muncul di sudut matanya.Bisma tertawa meremehkan "apa? melepas? bagian mana yang ku lepas?? kapan aku bisa menggenggammu? kapan kamu menjadi milikku?"
"sejak kamu mengklaimku sebagai milikmu" potong Kinna cepat."bukankah kamu tak pernah peduli dengan hal itu?" tanya Bisma kembali menatap Kinna yang masih setia menatapnya.
Reza, Thella dan Rangga juga banyak sekali penghuni kantin hanya mampu menjadi penonton disini.
"kamu sudah berhasil membuatku jatuh ke tanganmu. Aku tidak bisa kamu lepas begitu aja. Aku akan tetap berjuang agar kamu tetap tertarik padaku" ucap Kinna bertekad tanpa mengalihkan tatapannya pada Bisma sedikitpun. "Bisma, aku tak pernah senyaman ini dengan pria lain. Jadi aku akan tetap mengejar kenyamanan itu" ucap Kinna yakin. Ia tersenyum tipis.
"berhenti memohon untuk tetap di sisiku Kinna. Kamu terlihat lebih murahan sekarang"
"Bisma!!" kali ini Rangga yang menyentak tak suka.
Apa? lebih murahan?? berarti maksud Bisma, Kinna dulu memang murahan?? begitukah??"terserah apapun itu, aku bahkan sulit menyatukan harga diriku lagi setelah kenal kamu" ucap Kinna sama sekali tak terlihat ada kilat tersinggung di matanya.
"Sampai kapanpun aku gak akan tertarik dengan wanita murahan seperti kamu lagi" ucap Bisma lebih pedas lagi.
Tangan Thella mengepal kuat mendengar kalimat sialan itu keluar untuk sahabatnya.
"setelah aku jatuh ke tanganmu, menerima bully an dari fansmu, melupakan saat kamu dalam dua hari aja menghancurkan ketenanganku di sekolah ini. Dan ini akhirnya?? permainan bagus Bisma. Kamu benar-benar hebat" desis Kinna dengan nada datar tapi tak setenang tadi. Ia seperti sedang menahan sesuatu. Bersikap pura-pura kuat.
"terserah" Bisma pergi begitu saja dari tengah-tengah mereka.
Thella menangis lalu memeluk Kinna.
"dasar bodoh, kenapa lo nangis??" tanya Kinna bingung bercampur kesal pada sahabatnya itu.
"karena lo gak nangis, jadi gue yang wakilin huaa hiks Kinna""udahlah.. gue baik-baik aja. Berhenti menangis"
*
*
*
Rangga kini sudah ada di rumah Marina bersama Dini.
Ia masuk ke kamar Marina yang tak dikunci setelah mendapat persetujuan dari mama Marina."ma, aku gak mau makan sebelum mama setuju aku pindah" ucap Marina yang masih memeluk gulingnya dan menyangka yang masuk adalah mamanya.
Rangga berjalan mendekatinya dan ikut duduk di tepi ranjang.
"seperti anak kecil" ucap Rangga mencibir.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomansaBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...