Happy Reading😊
Bisma dan Kinna kini sedang berada di kantin untuk belajar bersama. Ya, kantin. Tak jarang Bisma jadi gemas sendiri karena materi yang menurutnya sangat mudah tapi Kinna tak mengerti-mengerti.
"Benar-benar bodoh muridku yang satu ini. Begini aja gak bisa." Bisma mencorat-coretkan rumus di kertas yang sudah banyak coretan itu.
"Nah, ketemu kan." Dalam hitungan detik, Bisma sudah melingkari huruf C di sana sebagai jawabannya.
Kinna melongo. "Aishh! Dari tadi kalau aku lagi mencoba ngitung, Kamu malah menyela. Gimana aku mau bisa! kamu yang lebih bodoh, Pak guru!" Kinna mendengus pelan kemudian memukul kepala Bisma dengan pensilnya.
"Kamu kelamaan, Killa. Bikin greget!"
"Kalau begini gimana aku bisa ngalahin kamu," ucap Kinna lalu meletakkan pensilnya.
"Aku akan mengalah."
"Jangan! Berjanjilah tidak akan melakukan hal itu, Bisma." Kinna menatapnya dengan mata melotot. "nilaimu nanti harus lebih tinggi dari pada uji coba kemarin! dan aku akan mendapat nilai yang lebih tinggi lagi daripada kamu"
Bisma menghela napasnya kasar "terserah" jawabnya malas.
Kinna memungut pensilnya kemudian melanjutkan acara belajarnya.
"kalau cuma hitung angka, aku bisa. Ini juga harus menghitung huruf!" gerutu Kinna lagi. *Yang udah SMA pasti ngerti maksudnya*
Bisma terkekeh mendengarnya.
"Killa" panggil Bisma.
"em?" dehem Kinna sebagai jawaban dan sama sekali tak menoleh karena sibuk menghitung.
Bisma merogoh saku seragam putihnya. Ia menyibakkan rambut Kinna ke depan bahu kirinya.
Kinna sedikit kaget lalu menarik mundur kepalanya dari Bisma.
Bisma menarik bahunya pelan. "pakai ini" ucapnya memakaikan kalung berliontin bintang di leher gadis itu.
"apa ini?" tanya Kinna bingung.
"kamu akan percaya kalau aku bilang ini cincin?" ucap Bisma seadanya.
Kinna mendengus "maksudku, ini untuk apa?" Kinna mengubah pertanyaannya.
"ya untukmu lah, kalau untuk Reza, kalung ini takkan aku pasangkan ke lehermu" kesal Bisma akhirnya.
Kinna memutar matanya malas. Ia lebih memilih untuk kembali berkutat pada kumpulan soal di hadapannya.
"jangan pernah melepasnya" ucap Bisma penuh penekanan dan peringatan.
"iya" Kinna mengangguk.
Tak lama, Rangga dan Reza datang membawa nampan berisi makanan yang tadi mereka pesan.
"makanlah" suruh Bisma pada Kinna dan meraih minumannya. Kinna hanya kembali mengangguk.
"Killa..
"iya Bisma. Ini nanggung. Nanti aku lupa lagi"
Bisma menyerah, ia lebih memilih mengobrol dengan Reza juga Rangga daripada harus merusak konsentrasi ice girl-nya.
"besok ada pertandingan SMA Budaya sama SMA Eka Bangsa. Mau kesana?" tanya Reza pada kedua temannya ini.
Bisma dan Rangga menggeleng malas bersamaan "mereka gak berkelas" ucap Rangga remeh.
"sekali mafia tetap aja mafia" gerutu Kinna menyilang besar rangkaian angka dan huruf yang tadi sudah ia bangun dengan rumus.
Bisma, Rangga dan Reza menoleh bersamaan.-tak mengerti. Terlihat dari raut bingung mereka bersamaan.
"Mafia?" ulang Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomansaBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...