Happy Reading 😍
"untuk apa Morgan Winata menculik Kin Na sebelum Gege membuka kasus Hye Ra? bukankah itu malah memancing Grge? apa tidak ada pikiran bahwa orang lain sedang memanfaatkan kalian berdua agar saling menjatuhkan? kalian sama-sama orang besar. Bisa saja seseorang ingin mengadu domba kalian" ucap Tia tanpa diduga. Tia sendiri tak mengerti kenapa ia berani mangatakan itu pada Rafael yang sedang sangat emosional.
Rafael membisu. Ia memijit pelipisnya yang sangat nyeri memikirkan ucapan istrinya.
Tia menyingkirkan tangan Rafael lalu memijit kepala Rafael lembut.
"aku pusing" ungkap Rafael pelan.
"tidurlah Ge, Gege sangat butuh istirahat" ucap Tia begitu perhatian. Ia terus memijit pelipis Rafael untuk mengurangi beban sang suami.Saat dirasa Rafael sudah nyaman, Tia beranjak dari ranjang lalu mengambil kaos dan celana pendek Rafael dari dalam lemari.
Rafael yang merasa kehilangan sentuhan nyaman dari Tia membuka matanya dan melihat apa yang sedang Tia lakukan.
Rafael menatap setiap pergerakan Tia. Ia baru sadar, Tia sudah banyak berubah. Bukan lagi adik manisnya yang dulu sangat manja padanya.
Melainkan istri dewasa yang sekarang mendampinginya.Tia kembali ke ranjang untuk meletakkan pakaian Rafael.
"terima kasih" Rafael menggapai jemari Tia yang sedang melanjutkan membuka kemejanya.Tia menatap Rafael bingung.
Terima kasih??
Tia baru kali ini mendapat ucapan terima kasih dari Rafael setelah status mereka berubah.Rafael kembali duduk "kamu tetap bersikap baik walau selama ini aku selalu kasar padamu" Rafael meraih wajah Tia lalu mengusap pipi Tia dengan ibu jarinya. "maaf selama ini aku bertindak semaunya" Rafael mengecup kening Tia.
Tia masih diam karena bingung.
Rafael mendekatkan wajahnya dan mulai mengecup bibir Tia.
tapi
"aku mandi dulu" Rafael berucap cepat dan terlihat salah tingkah kemudian segera masuk ke kamar mandi.Meninggalkan Tia dengan perasaan yang... ah tak bisa dijelaskan.
Senang, amat senang juga bingung.
*
*
*
Ini bukan pertama kalinya Kinna mendapati Dicky tertidur di sofa dan mengigaukan nama Hye Ra. Bahkan 2 hari lalu Kinna mendengar Dicky mengigau dan mengatakan sangat merindukan Hye Ra seolah gadis itu sedang ada di hadapannya.Kinna belum mengerti apa yang sedang terjadi pada Dicky sebenarnya hingga Dicky terlihat begitu merindukan Hye Ra meski waktu telah berlalu cukup lama.
Kinna terkejut ketika Dicky terbangun dari tidurnya dan menatap ke arahnya.
Dicky bangkit dari sofa kemudian berjalan menghampiri Kinna.
Tanpa Kinna duga, Dicky memeluknya."aku merindukanmu Hye" bisik Dicky sendu.
Kinna merasa miris mendengar nada sedih itu. Ia kasihan pada Dicky yang terus terbayang oleh sosok ceria kakaknya.
"cici sudah tenang Cky" ujar Kinna sembari mengusap punggung Dicky.
Dicky yang sadar bahwa bukan Hye Ra yang sedang ia peluk segera mendorong Kinna menjauh. Pria itu mengusap wajahnya kasar dan meninggalkan Kinna yang kebingungan.
***
Masalah berlarut-larut.
Sudah 4 hari Kinna belum ada kabar.
Semua halte, stasiun, pelabuhan dan bandara pun sudah dijaga oleh orang-orang Rafael.Rafael mengusap wajahnya kasar karena belum mendapat kejelasan di mana Kinna berada dan pihak kepolisian malah sibuk dengan kasus yang kembali Rafael ajukan.
"temukan Kinna dulu!!" Rafael berucap kesal pada beberapa polisi yang memintanya menjadi saksi kasus kematian Hye Ra. "kalian malah mengurusi masalah ini, cari Kinna dengan benar. Dan kalau Kinna lecet sedikit saja, kepolisian Indonesia akan kutuntut semua!"
Rafael sebenarnya membuka kasus Hye Ra setelah Kinna hilang. Ia mencurigai Bisma, orang yang terakhir kali bersama Kinna. Ia ingin menggertak dengan memunculkan kasus ini lagi.
Dan saat Kinna hilang, banyak media massa yang beranggapan bahwa Rafael membuka kasus ini sebelum Kinna hilang dan keluarga Morgan menculik Kinna untuk mengancam Rafael.
Rafael tak peduli lagi dengan berita-berita itu. Ia juga mengabaikan kasus Hye Ra. Yang sedang ia pikirkan adalah Kinna.Keselamatan Kinna prioritasnya.
*
*
*
"lihat kakakmu, dia sangat panik. Hh salah sendiri ia terlalu lambat menyelesaikan masalah Hye Ra" ucap Dicky lalu mematikan televisi yang penuh dengan berita menghilangnya Kinna lalu menoleh pada Kinna sebentar."kamu benar-benar jahat. Orang-orang tak bersalahpun jadi korban" ucap Kinna tajam.
Dicky menyesap winenya lalu membalas tatapan Kinna dengan santai "tak bersalah? siapa?" tanyanya dengan raut datar. "Rafael bersalah karena dia tidak mau mengangkat kasus Hye Ra secepatnya. Bahkan di saat dia mampu menggulingkan Morgan Winata dengan mudah, dia malah mengulur waktu. Tentu saja aku tak bisa diam saja Kinna. Lalu.. Bisma Karisma, dia salah karena memilikimu. Dan dia benar-benar bodoh meninggalkanmu di hutan itu. Aku hanya menolong Hye Ra dan adiknya, kau mengerti?" Dicky mengerlingkan matanya jahil.
"terserah. Percuma juga memohon padamu" ucap Kinna kemudian berbalik hendak pergi. Ia rasanya selalu panas jika berurusan dengan Dicky. Bahkan ketika mereka hanya saling melempar beberapa kata, Kinna selalu dibuat mendidih oleh kelakuannya.
"nah, tetaplah jadi adik manis yang baik Kinna" ucap Dicky sebelum Kinna masuk ke dalam kamarnya.
Kinna merebahkan tubuhnya di ranjang dengan kaki menggantung di atas lantai. Tatapannya menembus atap kamar itu.
Ia merindukan mamanya, Ia merindukan Rafael dan Thella. Dan yang pasti Kinna sangat merindukan Bisma.
Ia khawatir pada orang-orang yang sedang mencemaskannya.
*
*
*
Rafael pulang dengan keadaan yang berantakan.
Ia melemparkan jasnya ke sembarang tempat.
"Raf, bagaimana?" tanya Sista yang baru keluar dari kamar karena suara mobil Rafael.Rafael membanting tubuhnya di sofa, memejamkan matanya sejenak dan membiarkan mamanya duduk tepat di sebelahnya.
"belum ada kabar baik ma" ucap Rafael memijit pelipisnya yang terasa hampir pecah. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Kinna. Ia tak ingin kembali kehilangan. Jangan.Mengingat bagaimana saat ia dulu melihat Kinna menangis sesegukan dalam dekapan Hye Ra yang ntah masih bernyawa atau tidak dan ia tak bisa melakukan apa-apa membuat Rafael merasakan sebuah rantai menjerat hatinya hingga ia merasakan sesak yang luar biasa.
Kecelakaan itu menyisakan trauma mendalam bagi Rafael tanpa orang-orang di sekitarnya tahu karena dulu Rafael sama sekali tak pingsan sampai ia berada di rumah sakit dan tertidur karena bius.
Tangisan pilu Kinna yang mengguncang tubuh lemah Hye Ra menyayat relung hatinya tanpa bisa Rafael cegah. Rafael masih ingat detail kejadian itu. Sebuah kecelakaan yang menghancurkan keluarganya.
Tia datang dengan secangkir kopi untuk Rafael.
"aku ingin susu saja Tia. Aku ingin benar-benar tidur malam ini" Rafael berucap lelah lalu mengusap pelan kepala Tia. Tia mengangguk dan segera membawa kembali kopi buatannya.
"aku bingung ma, orang-orang yang ku turunkan sama sekali tidak bisa melacak jejak Kin Na" Rafael menatap mamanya dengan perasaan bersalah. Rafael menganggap keluarga Winata melakukan ini karena kedatangannya ke Indonesia.
"mama yakin Kin Na baik-baik saja Raf"Komentar tembus 50 bonus Hurt 1 chapter 😆
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomanceBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...