03-Who Is Bisma

6.2K 332 6
                                    

Happy reading 😍

"Gue gak akan jawab pertanyaan lo,” ucap Kinna setelah mereka sampai di koridor sekolah yang sepi.
“Tapi mau gak mau lo harus jawab ini. Apa yang di maksud Thella tadi? Beasiswa? Untuk siapa? Lo? Kenapa?”
“Bukan urusan lo, Bisma. Dan jangan pernah ikut campur urusan gue.”

Bisma menahan lengan Kinna yang hendak berbalik meninggalkannya.
“Lo bukan orang susah yang perlu beasiswa itu, kan?” tanya Bisma tajam. Ia selalu betah menatap mata dingin dan ekspresi datar gadis itu.
“Bu-kan u-ru-san lo.” Kinna menekan setiap katanya. Menandakan bahwa ia benar-benar tak ingin berurusan dengan Bisma kali ini.

“Kayaknya mood lo lagi buruk hari ini. Lo butuh hiburan.” Bisma menarik tangan Kinna untuk pergi semakin jauh dari kelasnya.
“Bisma, lepas! Gue nggak mau ribut sama lo sekarang,” sentak Kinna tak suka.
Bisma tetap saja membawa Kinna menuju belakang sekolah.

“Bisma!! Jangan macam-macam! Ngapain lo ngajak gue ke tempat ini!” pekik Kinna panik saat Bisma mengajaknya ke tempat yang sepi, ralat! Bisma membawa Kinna keluar dari sekolah lewat pintu belakang sekolah.

“Bisma! Lo mau ajak gue bolos? Gue gak mau!”

Bisma menghentikan salah satu taksi yang lewat lalu membawa Kinna masuk.

“Bis.”
“Lo takut amat sama gue,” ucap Bisma santai.
“Kita mau ke mana!? Jangan aneh-aneh deh lo.”
Bisma menyebutkan suatu alamat pada sopir taksi yang Kinna tak tahu dimana alamat itu.

***

“Biarkan saja. Lebih baik lo di sini sama kita.” Reza menahan tangan Thella yang akan mengejar Kinna yang di bawa Bisma seenaknya.

Thella menatap Reza dan Rangga bergantian yang sudah duduk di sekitar tempat duduknya. Reza duduk di kursi Kinna dan Rangga di depannya dengan kursi dibalik.

Thella menghela napasnya panjang lalu kembali duduk.
“Kasihan Kinna. Kenapa sih Bisma kayaknya pengan banget dekat sama Kinna? Kinna kan benci sama Bisma.” ucap Thella sedikit kesal melihat sahabat baiknya itu selalu terlihat tertindas oleh Bisma.

“Kayaknya lo salah cari teman curhat. Kita kan sekutunya Bisma,” ucap Rangga mengingatkan.
Thella menepuk jidatnya sendiri. “Gue lupa, hehe. Jangan bilang ke Bisma, ya?” ucap Thella dengan deretan gigi putihnya yang ia tunjukkan semua.
“Lo harus dilaporin,” sahut Reza dengan nada serius.

“Please, Reza, jangan dong... ya ya ya?” Thella menyatukan kedua telapak tangannya di hadapan Reza.
Lucu. batin Reza menahan senyumnya.

“Gak akan cantik, kalau... nanti malam lo mau dinner sama gue.” Reza mengeluarkan jurus andalannya.
“Tapikan-"
“Ya udah. Ngga, telfon Bisma seka-"
“Oke oke. Gue mau,” potong Thella yang benar-benar takut dengan ancaman Reza.

Rangga tertawa geli dengan ulah sahabatnya yang benar-benar dicap sebagai playboy kelas kakap itu. Tapi anehnya, walaupun semua gadis di sekolah ini sudah tahu sikap Reza yang suka bergonta-ganti pacar, mereka tetap saja mau jadi pacarnya jika Reza menembak mereka.
“Licik,” gumam Rangga dan disambut tawa oleh Reza.

Thella hanya menatap mereka biasa. Ia terlalu memikirkan nasib sahabatnya.

***

Bisma mengajak Kinna ke tempat yang sangat tenang. Seperti di tengah hutan.

“Itu apa?” tanya Kinna sembari menunjuk sebuah rumah pohon yang sedikit jauh dari mereka.

Bisma menariknya mendekat.
“Di sini biasanya gue, Reza dan Rangga meluapkan emosi. Saat di sini, kita bertiga kelihatan sama-sama rapuh. Gak ada gangster,” jelas Bisma. Bisma mengambil bola basket yang di letakkan pada penyangga rumah pohon itu lalu mendriblenya beberapa kali dan masuk. Bola basket yang di lempar Bisma masuk dengan sempurna ke dalam ring.

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang