38-Selfish Bastard

3.3K 159 12
                                    

Happy Reading😚

Bisma menatap Kinna yang baru saja keluar dari mobil Rafael. Gadis itu tampak baik-baik saja.
Kinna melambai pada Tia lalu memasuki gedung sekolah.

Bisma yang berdiri di sebelah lokerpun menunggunya mendekat
Kinna menghentikan langkahnya dan menatap Bisma yang berjarak 5 meter dari tempatnya berdiri.
Keduanya terdiam.
Saling menatap satu sama lain dan mereka sudah menjadi tontonan gratis di sana.

Kinna membalik tubuhnya untuk mencari jalan lain.
"Kelasmu belum pindah kan?" Bisma bertanya datar.

Kinna menghela napasnya lalu kembali berbalik menatap Bisma.
Ia merasa menjadi bahan bully-an sekarang.
Kinna berjalan ke arah Bisma dengan tatapan yakin. Bukan, Kinna tidak berjalan ke arah Bisma, tapi melewatinya dengan santai.

Bisma menahannya dan merapatkan tubuh kecil itu ke loker hingga menimbulkan suara nyaring dari punggung Kinna yang membentur loker.
"apa kamu sudah bicara pada kakakmu?" tanya Bisma

"mundur" ucap Kinna tajam tanpa ingin menyentuh Bisma yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
"jawab pertanyaanku"
"mundurkan tubuhmu!" bentak Kinna akhirnya.
swemakin banyak yang menjadikan mereka tontonan pagi.

Bisma mundur selangkah kecil dan Kinna menegakkan tubuhnya.
"aku butuh waktu. apa kamu belum mengerti?" Kinna menghembuskan napasnya kasar.
"tapi masalah kita menggantung, Killa"
"kamu yang membuatnya seperti itu"
"Killa"
Lalu terdengar bel tanda pelajaran akan segera dimulai membuat Bisma menghentikan ucapannya.

Kinna menerobos bahu Bisma dan meningggalkan keramaian itu.
*
*
Saat istirahat, Bisma langsung menghampiri Kinna yang baru saja bangkit dari duduknya.
"Killa" panggilnya.
Kinna menoleh datar.

"kita harus bicara. Nanti pulang sekolah aku antar kamu pulang"
"Kinna, nanti lo jadi ke rumah gue kan?" Thella menyela.
Kinna menatapnya bingung, memangnya kapan Kinna bilang akan ke rumahnya hari ini?
Thella mengedipkan sebelah matanya pada Kinna.

"o-oh ya, tentu aja jadi Thella. Iya jadi" ucap Kinna sedikit gugup lalu kembali menatap Bisma. "Gue udah ada janji. Sorry ya, gue duluan" Kinna melangkah cepat meninggalkan kelas juga Bisma yang berpikir ada yang aneh.

Thella menatap bisma sinis "Gue kan udah bilang, lo bakal nyesel pernah nyakitin Kinna" Thella ikut meninggalkan kelas.

"brengsek!" umpat Bisma lalu merogoh ponselnya di saku seragamnya.
"Za, lo di mana?"
"Lah? Gue di kantin. Katanya lo mau nyusul pea"
"Nanti pulang sekolah lo ajak Thella jalan. Jangan sampai dia halangin gue buat bawa Killa"
"kenapa jadi gue?"
"Gue gak mau tahu. Gimana pun caranya!"
Bib
*
*
*
Akhirnya Reza berhasil membawa jalan Thella, walau dengan paksaan.
Dan Kinna juga terpaksa menerima ajakan Bisma. Ia tak punya alasan lagi.

Sedari tadi Reza melirik jam tangannya terus dan sedikit gelisah.
"Lo kenapa sih Za?" Tanya Thella yang menyadari kegelisahan Reza.
"Hehe gak apa-apa"
"Dari tadi lo liat jam terus, kenapa?"
"Gak apa-apa Thella"
Thella mengangguk saja "kita jadi nonton?" tanyanya.
"hm? I-iya jadi" jawab Reza.

Ponsel Reza berdering saat di lampu merah. Reza meraih ponselnya di dashboard mobil.
"Hallo Ngga"
"---"
"Gue nyusul deh ntar"
"---"
"Gue gak bisa sekarang"
"---"
"Iya gue tahu, tapi... aishh" Reza melempar ponselnya kesal karena Rangga menutup panggilan secara sepihak lalu kembali melihat ke jalanan.
Ah sial sedang macet di depan sana.

"Lo ada acara lain?" tanya Thella.
"Harusnya sore ini gue ikut Rangga futsal"
"Lo gimana sih Za, kalau ada acara lain ya gak usah ajak gue jalan" ucap Thella sedikit kesal.
"Gue terpaksa ngajak lo jalan karena Bisma mau ngomong sama Kinna" ucap Reza ikut kesal dan ia baru sadar dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
Reza menoleh cepat menatap Thella yang sedang menatapnya tajam.
"Thell-

"Oh. Jadi ini rencana busuk kalian. Gue kira selama ini lo tulus sama gue Za. Gue kira lo mau beneran ajak gue jalan. Ternya-
"Thell, m-maksud gue... Bisma, bukan. Kinna.. aish g-gue...
Reza gelagapan karena ucapannya yang pasti sangat menyakiti Thella itu. Ia sedang tak terkendali.
"kalian hebat. Benar-benar licik" Thella segera keluar dari mobil Reza yang berhenti karena sedang sangat macet dan ada di lampu merah.

Reza ikut keluar dari mobil "Thella".
Belum sempat Reza mengejar Thella, klakson di belakangnya memaksa Reza untuk kembali masuk ke mobil dan melajukan mobilnya karena lampu sudah berganti hijau.
"aarrgghhhh sial!!" Reza memukul stir mobilnya lalu meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Thella.
Tapi tak ada jawaban.

Lalu reza menghubungi Rangga
"Gue gak bisa ke sana. Gue lagi berantem sama Thella. Dia salah paham"
"---"
"Terserah. Gue gak akan ke sana. Sorry"
Bib
Reza melempar ponselnya kesal.
*
*
*
Kinna tahu Bisma akan membawanya ke mana. Lapangan basket di tengah hutan.
Kinna melempar pandangannya keluar jendela, ia tak ingin menatap Bisma.
Bisma sendiri masih sibuk dengan pikirannya dan sesekali melirik Kinna di sebelahnya.
Dan saat Bisma ingin menggenggam jemari gadis itu, Kinna langsung menepisnya.

Mobilpun berhenti.
Suasana masih hening.
Terdengar helaan napas panjang dari Bisma lalu pria itu turun dari mobilnya.
Kinna ikut keluar dari mobil. Ia mengedarkan pandangannya. Tak ada yang berubah dari tempat ini, tetap tenang dan sejuk.

Tapi ke mana Bisma tadi?
Kinna berbalik dan sudah ada Bisma di depannya.
"aku ingin tak ada yang berubah di sini" ucap Bisma lalu meraih jemari Kinna dan menariknya ke lapangan basket.
"apa yang berubah? gak ada" jawab Kinna lalu melepas genggaman Bisma.

Bisma kembali meraihnya dan semakin erat menggenggamnya.
"kamu dan aku. Aku tak ingin kita berubah Killa. Aku ingin perasaan kita masih sama seperti dulu" Bisma semakin menepis jarak keduanya lalu menangkup wajah Kinna.
"kamu yang mulai merubahnya Bisma. Aku hanya meneruskan. Dan aku tak ingin ambil resiko dengan percaya lagi sama kamu. Karena kemarin itu sakit sekali" Kinna melepas tangan Bisma yang menangkup wajahnya.
"kamu sudah tahu apa alasanku berbuat seperti kemarin. Aku gak mau kamu terpuruk Killa. Kenapa kamu masih menghindariku?"

"Kamu buat aku kehilangan kepercayaan sama kamu. Kamu melakukan ini karena ingin melindungikukan? dan kamu pikir aku bahagia? Kamu itu segalanya buat aku, Bis. Tapi setelah aku percaya sepenuhnya sama kamu, kamu malah ninggalin aku"
"Aku minta maaf"
"Aku memaafkanmu. Tapi aku butuh waktu"
"Tapi... Bisakah aku masih menjadi orang terpentingmu?"

Kinna menatap Bisma serius dan Bisma memberikan tatapan teduhnya.
Sebelum Kinna membuka mulutnya untuk menjawab, ponselnya berdering.
Kinna melepas tas punggungnya lalu mencari ponselnya.

"bisa kamu menundanya?" tanya Bisma menahan tangan Kinna yang akan mengangkat telephone.
"aku takut jika ini penting"
"baiklah"

"Thella" Kinna menatap Bisma sebelum menggeser layar di ponselnya.
"Hallo Thell... Thell? Lo nangis?"
"Thell, lo kenapa diam aja ?"
"---"
"lo tenang dulu dong, suara lo gak jelas"
"---"
"Gue lagi sama...
"---"
"Iya. Apa ?!" Kinna kembali menatap Bisma.
"---"
"O-oh.. Oke. Gue ke rumah lo sekarang"
Kinna menatap tajam Bisma "gue mau pulang sekarang"

"Killa, ada apa? aku belum sele-
"Dasar licik! sekarang ini Thella lagi nangis karena Reza, ini pasti gara-gara lo kan?!" tanya Kinna marah.
Ia terlihat sangat kecewa.
"kalau begini gimana gue bisa percaya lagi sama lo, Bisma Karisma?!"

Chapter berikutnya siapin lap meja sama ember buat air ujan oke?? musim ujan cuy

selamat sore...😍😍

Chapter 39 ada di Dreame dengan nama akun kiranoviani yea 😍

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang