Happy Reading 😊😊
"Aku sudah bilang, jangan pernah ada lagi susu di menu sarapanku!!" bentak Tia pada beberapa pelayan yang bertugas di meja makan.
Semuanya menunduk. Lagi lagi Tia bersikap kasar pada orang lain karena marah pada Rafael.
"Siapa pun yang membuat ini, pecat dia!" Tia menatap tajam pelayan yang berjejer di sisi kanan ruang makan dan berakhir pada kepala pelayan.Si Kepala Pelayan memberanikan diri berucap "Yang membuat ini Tu-Tuan Rafael, Nyonya"
"Apa?" Tia terdiam sesaat saking kagetnya.
Tangannya meraih gelas itu lalu,
pyarrr
Tia melemparkannya ke lantai "Katakan padanya, susu ini bisa membunuhku dan bayiku." Setelah itu Tia berjalan cepat menuju kamarnya dan membanting pintu.Tia merangsek ke dalam selimut dan menangis terisak di sana. Tia tak ingin menjadi cengeng, tapi sekarang apa pun yang membuat perasaannya kacau, Tia pasti menangisinya.
Di saat seperti ini lah, Tia sangat merindukan kehangatan orang tuanya. Ayah dan Ibunya yang sudah tenang di sisi Tuhan.
*
*
*
Brukk
Kinna yang kurang hati-hati saat berjalan kini malah jatuh bersama beberapa bukunya."Ah maafkan aku. Aku tidak sengaja" orang yang Kinna tabrak membantunya memberesi bukunya.
"Aku yang salah, aku kurang hati-hati tadi. Maaf ya," balas Kinna lalu mendongak menatap orang yang ditabraknya.Orang itu mengangguk lalu tersenyum.
Kinna segera berdiri setelah selesai memberesi bukunya."Killa, ada apa?" Bisma yang tadi tak sengaja melihat Kinna memberesi bukunya di lantai tiba-tiba sudah ada di sana dengan ekspresi khawatir.
"Aku-
"Bisma"
brukkSemua mata di sana membulat tak percaya saat gadis yang tadi Kinna tabrak menubruk tubuh Bisma dan memeluknya erat.
"Ya!" Kinna memekik kesal.
Bisma langsung mendorong gadis itu menjauh. "Beraninya lo meluk gue!" sentak Bisma kasar karena tak terima.
"Aku merindukanmu Bisma."
*
*
*
Belum sampai matahari tergelincir ke barat, Rafael sudah tiba di rumah.
Moodnya sedang buruk karena tadi pagi bertengkar dengan Tia jadi Rafael tak fokus pada pekerjaannya dan memilih pulang."Apa akan turun salju bulan ini?" ucap Tia yang berpapasan dengan Rafael di ruang tamu.
Rafael menatapnya tak mengerti."Baru jam 3 dan kau sudah pulang. Bukankah itu seperti salju yang turun di musim semi?" sindir Tia.
"Kau sudah lupa cara menghormati suamimu?" balas Rafael datar.
"Belum, tapi aku sedang berusaha melupakannya.""Apa kau sedang balas dendam?"
"Balas dendam? Aku tidak pernah dendam pada siapapun, hanya sedikit muak padamu." Tia berucap ketus lalu berjalan menuju ruang makan."Aku belum selesai bicara Tia Li!" sentak Rafael hingga Tia menghentikan langkahnya.
"Nanti saja, mandilah kau pasti lelah. Aku dan anakku sedang lapar." Tia benar-benar masuk ke ruang makan, tak peduli pada ekspresi Rafael lagi.
Rafael menatapnya jengah, lebih baik ia mandi sekarang daripada kembali bertengkar dengan Tia dan memperburuk moodnya.
*
*
*
"Aku merindukanmu Bisma" gadis yang tadi Kinna tabrak ingin mendekati Bisma lagi tapi Bisma segera menghindar.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
Roman d'amourBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...