happy reading 😊
Hari minggu ini Kinna tidak lagi berurusan dengan Bisma. Ia sudah ada janji dengan Ilham akan menjemput Thella di bandara.
Dengan sedikit berdandan-pakaian- Kinna melangkah dengan percaya diri menghampiri Ilham di depan gang rumahnya."sudah siap?" tanya Ilham yang sudah membuka pintu mobilnya untuk Kinna.
"sudah kak" jawabnya dengan malu kemudian masuk ke mobil Ilham.
Ilham memutar langkah kemudian masuk ke dalam mobil."Ada yang ingin aku tanyakan, Kinna." Ilham membuka obrolan setelah mobilnya melaju.
"apa?"
"kemarin aku lihat kamu pulang dengan anak kelas 1 atau 2 yang juga beberapa kali aku melihat kalian ke perpus bersama. Dia siapa? sepertinya kalian dekat" Ilham menoleh santai ke Kinna sekilas."ngg" Kinna berdengung pelan, memikirkan jawaban apa yang tepat untuk Ilham. "itu..." dia kembali menggantungkan ucapannya.
"ada yang salah dengan pertanyaanku?" tanya Ilham merasa aneh pada Kinna yang tak kunjung menjawab pertanyaannya."dia... Bisma" ucapnya kemudian.
Ilham megangguk.
"maksudku, apa dia teman dekatmu atau... pacarmu?" Ilham bertanya lagi karena tidak terlalu puas dengan jawaban Kinna.
"eh? bukan. Kita teman sekelas!" jawab Kinna cepat.Ilham menatapnya aneh "kamu kenapa menjawab sepanik itu? Aku hanya bertanya Kinna" Ilham mengacak poni Kinna dan kembali merapikannya dengan satu tangannya yang bebas dari kemudi.
Kinna tersenyum kikuk. Ia menjawab seperti itu karena ia tak ingin Ilham 'menyangka' ia sudah punya pacar dan akan menjauhinya.
"kami hanya teman sekelas kak" jawabnya lagi lebih santai."syukurlah" gumam Ilham pelan dengan senyumnya yang mengembang.
"eum?" Kinna menatap Ilham bingung karena tak begitu mendengar apa yang Ilham ucapkan karena tadi memang sangat pelan.
"tidak" jawab Ilham masih tersenyum."bagaimana kabar mamamu?" Ilham mengalihkan topik pembicaraan.
"baik kak. Mama juga sudah mulai boleh mengurangi obatnya" jawab Kinna dengan senyum semanis mungkin.
"kapan-kapan aku akan menjenguk mamamu. Dia di rumah atau di rumah sakit?"
"di rumah kak. Keadaannya juga sudah jauh lebih baik. Mama juga sudah beberapa kali keluar rumah" jelas Kinna senang membayangkan kemajuan kesehatan mamanya.***
Masuknya kembali Thella ke sekolah membuat Kinna bersyukur berkali-kali. Akhirnya... ia akan punya alasan untuk tidak berjalan berdua di sepanjang koridor sekolah ini bersama Bisma. Dan ia akan punya alasan untuk belajar di rumah Thella atau pulang bersama dengan Thella agar bisa bertemu dengan Ilham, kakak kelasnya yang berhati lembut itu.
By the way, kemana Bisma?
Kinna menoleh ke kursi belakang, Bisma tak ada di mejanya. Sudah 10 menit yang lalu pelajaran di mulai. Tapi kenapa Bisma tidak ada di meja itu? membolos lagi?
Otak 165 yang dimilikinya itu sepertinya sebuah keajaiban untuk Bisma.Saat Reza mengalihkan pandangannya ke Kinna, gadis itu buru-buru membenarkan posisi duduknya dan kembali menatap LCD proyector di depan sana. Jangan sampai Reza tahu kalau Kinna sedang mencari tahu keberadaan Bisma. Bisa sangat malu nanti.
Pintu ruang kelas di buka dengan kasar dari luar, muncullah sosok pemuda tampan dengan tatapan tajam yang langsung ditujukan pada Kinna.
"Bisma Karisma!! tolong sopan kalau ingin masuk kelas!!" guru cantik yang sedang mengajar di kelas itu berdecak marah karena siswanya yang satu ini tak bisa sopan!
Kinna membulatkan matanya saat Bisma berjalan cepat ke arahnya dan dalam sepersekian detik, telapak tangan dingin itu menyambar pergelangan tangannya dan memaksanya untuk ikut keluar dari kelas.
"BISMA!! BERHENTI!!" sentak guru yang ber-name tag Ayu itu.
Bisma tak menggubrisnya. Ia tetap membawa Kinna berjalan cepat meninggalkan kelas.
Beberapa dari murid di kelas itu sampai berdiri kaget. Apalagi Thella, gadis itu meremas jemarinya sendiri. Khawatir pada sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomansaBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...