Chapter 55-Truthfulness

3K 167 9
                                    

Merindukan Kiran?
Atau merindukan tulisan Kiran?

Happy Reading 😊

Rafael yang baru saja masuk ke dalam rumah kini terlihat sangat tergesa. Ini sudah sangat larut karena banyak hal yang harus ia urus hari ini.
Ia tak bisa menghubungi Tia karena ponselnya tertinggal, dan Rafael memang tak punya waktu untuk memberi Tia kabar hari ini.
Masalah hari ini benar-benar menyita otak serta tenaganya.

“Tia,” ia mencari keberadaan istrinya.
Seorang pelayan menghampirinya. “Nyonya ada di kamar, Tuan,” ucapnya setelah memberi salam hormat pada Rafael.
Rafael tak menjawab dan segera berlari menuju kamar Tia.

“Tia.”
Ge,” Tia menoleh kaget karena tadi ia sedang seru bermain ponselnya.

Rafael berjalan cepat mengahmpiri Tia yang duduk bersandar di headboard ranjang.

Tia yang melihat tatapan Rafael itu menarik diri dengan cepat agar tak terjangkau Rafael. Ia bingung. Apa ia berbuat kesalahan hari ini? Bahkan ia sudah tak tidur di sofa lagi.

Rafael meraih bahu Tia dan langsung memeluknya.

“Eh?” Tia yang kaget mencoba mendorong dada Rafael tapi pelukan itu dipererat oleh suaminya.
Gege, ada apa?” tanya Tia gugup.
“A-aku ...,” suara Rafael tertahan, ia menenggelamkan wajahnya di leher Tia.

Ge, jangan buat Tia takut. Ada apa?” tanya Tia lebih menuntut.
Rafael perlahan merenggangkan pelukannya dan menatap Tia.
“Aku minta maaf,” ucap Rafael seperti berbisik.

“Em?” Tia sedikit bergumam bingung dan kerutan halus muncul di keningnya. Tak mengerti kenapa Rafael tiba-tiba meminta maaf padanya.
“Aku akan mendengar penjelasanmu.”
“A-apa? Apa maksud Gege?”

“Tentang Zhang Yiqi—mantan pacar Rafael—“
Tia langsung menjauhkan tubuhnya dari Rafael.
“A-aku aku... tidak membunuh Yuqi. Aku ... "

Rafael merengkuh punggung Tia dan kembali menarik wanita itu dalam pelukannya.
“Aku tidak menyalahkanmu. Aku hanya ingin kamu menjelaskan Tia.” Rafael memejamkan matanya erat lalu mengecup kepala Tia. Rasa sesal itu semakin besar. Bodoh sekali dulu Rafael sering memaksa Tia untuk menjelaskan semuanya, menjelaskan apa saja yang diucapkannya pada Yuqi saat Tia menemui Yuqi di apartemennya. Padahal Tia sendiri sangat shock mendengar sahabatnya itu meninggal dengan cara bunuh diri setelah ia pergi dari apartemen Yuqi.

Rafael kembali mempererat pelukannya. 
“Maaf, Sayang. Aku terlalu egois.” Rafael mengusap punggung Tia agar wanita itu sedikit tenang.
Tia selalu seperti ini, terlihat seperti orang depresi setiap ada yang mengingatkannya pada kejadian itu. Ia sangat terpukul saat tahu Yuqi meninggal, apalagi media mengungkapkan berita yang hampir sama.
Model cantik itu bunuh diri karena Tia yang merebut kekasihnya.
Itulah yang membuat Rafael menyita ponsel Tia dan tak memperbolehkannya keluar tanpa seizin Rafael.

“Bu-bukan aku, Ge,” Tia bergumam parau. Ia sudah terisak di dekapan Rafael.
“Iya aku tahu, tenanglah.”

Setelah dirasa Tia cukup tenang, Rafael merenggangkan pelukannya.
“Bicaralah pelan-pelan. Tolong jelaskan, Tia. Aku hanya ingin meyakinkan bukti yang ada.”
Tia mengalihkan pandangannya tapi Rafael segera menahan wajahnya 
“Aku percaya sama kamu.”

Tia menatap Rafael sedikit takut tapi Rafael semakin meneduhkan tatapannya hingga Tia mengangguk.
“Aku datang ke apartemennya setelah Ayah bilang akan mengumumkan pertunangan kita. Aku tak bisa mencegahnya, karena ayah sudah mengumpulkan banyak wartawan. Aku heran semua orang di sepanjang aku menuju apartemen Yuqi menatapku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Beberapa mengucapkan selamat. Dan aku baru sadar jika ayah sudah mengumumkan pertunangan kita. Aku berlari menuju apartemen Yuqi. Dia menolakku. Mengusirku dari sana dan menutup rapat pintu apartemennya.”

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang