43-Hye Ra

2.7K 153 9
                                    

Saat terbangun di pagi ini. Semuanya telah berubah.
Tak ada lagi kamar di dalam apartemen nyaman dan ia sedang tidur dengan selimut tebal dan hangat.

Tempat ini terlihat begitu mengerikan. Ia yakin ini adalah sebuah gedung tua.
Banyak kayu berserakan di lantai. Beberapa atap gedung terlihat sudah roboh, tapi sinar matahari tetap tak bisa masuk. Hanya remang-remang tapi gadis berambut panjang itu mengerti situasi.

Baiklah, ia akan mengikuti satu persatu permainan orang yang sangat terobsesi pada kakak perempuannya itu untuk sekarang dan akan mencari jalan keluar agar bisa terlepas dari Dicky perlahan karena Dicky orang berbahaya.

Ah sial. Tangannya terikat di belakang kursi. Dan ia baru menyadarinya karena tangan dan bahunya terasa nyeri saat digerakkan.

Huh, apa katanya kemarin? Dicky takkan menyakitinya karena Kinna adalah adik dari wanita yang sangat ia cintai.
Tapi membuat Bisma kalang kabut mencemaskannya, itu menyakitinya. Membuat Thella khawatir dan terus menangis, itu menyakitinya. Membuat Rafael meninggalkan segala urusannya hanya untuk mencarinya membuatnya tersakiti. Membuat mamanya cemas bukan main itu juga menyakitinya.

Lalu sekarang, fisiknya benar-benar tersakiti.
Mungkin dulu Kinna bisa tak peduli dan santai jika berada di situasi seperti sekarang. Karena ia tak peduli pada perasaan orang lain tentangnya. Tapi sekarang, hatinya telah terbuka karena ulah Bisma. Ia memikirkan perasaan orang-orang yang juga memikirkannya.

"selamat pagi nona Tan" sapa seseorang yang baru saja masuk ke ruangan pengap itu.
Kinna hanya diam. Tak berniat menanggapi.

Flashback on

"ada kejutan untukmu" ucap Dicky lalu duduk di sofa. Sedangkan Kinna sedang berada di dapur untuk mengambil air minum.

"Kinna" Dicky menoleh, memastikan Kinna masih ada di sana dan mendengarnya dengan baik "besok pagi" Dicky kembali berucap.

Lagi-lagi Kinna tak menjawab karena sudah terlalu malas dengan pria yang ia duga psychopath ini.

"aku akan memancing Bisma Karisma agar menjemputmu"

"Uhukk" Kinna tersedak minumannya dan Ia segera menghampiri Dicky.
"apa yang akan kamu lakukan?!" Kinna langsung tersulut emosinya.

Dicky menoleh pada Kinna dengan senyum remehnya "lihatlah dirimu adikku sayang, hanya karena aku menyebut namanya kamu bertingkah seperti orang bodoh. Apa lagi jika aku memberinya sedikit permainan. Akan terlihat seru sepertinya" Dicky tertawa.

"jangan sentuh Bisma! atau kau akan mati di tanganku!" Kinna berucap gusar dan Ia tak main-main. Ia tak bisa menganggap remeh pria ini karena semua permaiannya sangat mulus sejauh ini. 2 keluarga besar Tan dan Winata beserta polisi di segala penjuru sedang mencarinya tapi Dicky dengan mudah mengecoh mereka semua.

Kinna kembali bertanya dalam hati 'siapa Dicky Prasetya sebenarnya??'
Apa dia sekaya Bisma dan Rafael? Dicky melakukannya dengan sangat mudah. Apa dia lebih kaya dari kakaknya??

Dicky kembali tertawa "kau mengancamku gadis manis??" Dicky mendekat ke arah Kinna.

Kinna berjalan mundur dengan waspada.
"dengar!" Dicky menahan bahu Kinna agar tak bisa mundur lagi "kau hanya alatku di sini. kau mengerti?" Dicky mendorong Kinna sampai membentur tembok di belakangnya kemudian Dicky langsung menghimpitnya.

"kau memang gila" ucap Kinna sinis dan mencoba berkilah dari kurungan Dicky yang begitu kuat.

Tanpa di duga, dengan gerakan cepat Dicky mencium gadis di depannya.
Kinna memberontak sekuat tenaga. Ia tak mengerti kenapa Dicky melakukan ini.

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang