30 Growing Pains 2

3K 163 6
                                    

Vote first gaess🌟

Happy reading😊

Untuk pertama kalinya, Kinna rela duduk di antara ratusan siswa lain untuk menyaksikan pertandingan basket di sekolahnya.
Ia sebenarnya sangat malas dengan hal seperti ini, membaca buku di perpustakaan lebih menarik untuknya.
Tapi ia melakukannya karena ingin membuat Bisma kembali menyadari keberadaannya.
Kinna tahu bagaimana perjuangan Bisma saat dulu mendapatkannya, kini ia yang bertekad akan membawa Bismanya kembali.

Dari pintu masuk lapangan outdoor 2 tim basket kabanggaan kelas 2 dan kelas 3 itu memasuki lapangan.
Kinna tersenyum melihat Bisma berjalan dengan percaya diri bersama timnya. 3 dari kelasnya dan 2 orang lagi dari kelas 2 yang lain sebagai pemain inti dan beberapa sebegai cadangan.
Ini adalah pertandingan antar angkatan –kelas 2 dan kelas 3—

Setelah wasit berbincang dengan kapten tim basket, pertandinganpun dimulai. Sorak sorai penonton menggema di setiap penjuru lapangan semakin memeriahkan acara ini.

Mata Kinna tak lepas dari Bisma, beberapa bola masuk dari tangannya yang handal. Bisma memang sangat keren jika sedang seperti ini.
Wuaahhh baru kali ini Kinna mengakui kehebatan Bisma.

Bisma berlari kesana kemari dengan gesit.
Hanya Bisma yang ada di mata Kinna, walau bola tidak sedang dipegang Bisma. Ya karena ia kesini untuk melihat Bisma, bukan pertandingan basketnya.

“Bisma!! I LOVE YOU!!” teriakkan gadis yang tak jauh darinya membuat Kinna menoleh dan menatapnya kesal, tapi ia segera kembali mengalihkan pandangannya ke lapangan. Ia tak ingin menjadi wanita yang cemburu buta di saat prianya pun tak mengakui hubungan mereka.

Keringat yang membasahi tubuh Bisma, apalagi bulir yang ada di keningnya itu membuat Bisma terlihat semakin keren. Bukti kerja kerasnya dalam bermain.
Andai Kinna bisa mengusap keringat itu, ah manis sekali.

Kinna tak sadar seseorang di bawah sana sesekali meliriknya dengan ekor matanya.

“Bisma” seorang anggota lawan menghadangnya yang sedang mendrible bola.

Bisma mendongak karena namanya disebut.

“mau taruhan?” tantangnya.

Bisma hanya mengerutkan keningnya tak mengerti.

“gadis di sebelah sana” pria itu mengisyaratkan keberadaan Kinna dengan lirikan matanya.

Bisma mengikuti arah yang dimaksud pria tadi.
Sangat sulit menemukan apa yang dimaksud lawannya itu karena saking banyaknya penonton.
Mata Bisma memicing saat ia merasa menemukan apa yang dimaksud pria tadi. Kinna.
Bisma tak menyangka Kinna akan datang menyaksikan pertandingan basket yang tak pernah menarik gadis itu. Meski Bisma berulang kali mengajaknya ke lapangan saat ia ada pertandingan, Kinna tak pernah mau.
Setiap ia bermain di halaman dan minta ditemanipun Kinna pasti akan membawa beberapa buku dan tidak memperhatikannya bermain.

“berani?” tanyanya lagi.
Bisma menoleh menatapnya yang sudah berhasil merebut bola dari tangan Bisma.

“kalau kali ini tim gue menang, Kinna milik gue”
“shit! dia bukan siapa-siapa gue. Jadi jangan sentuh dia!” Bisma menatapnya tajam dengan geraman tak terima.

“dia bukan siapa-siapa lo? berarti gue bisa langsung deketin dia dong?”
“tutup mulut lo. Lo gak akan bisa milikin dia”

“oh ya?”
Shoot!!
masuk!
Pria itu menatap Bisma remeh lalu menepuk bahunya. ”Kinna Tan milik gue”

“seujung rambutpun lo gak akan bisa nyentuh dia!” balas Bisma sengit.
“ah oke. Kita buktikan saja Bisma Karisma”

Amarah Bisma memuncak, dengan semangat yang menggila ia sering kali menguasai bola dan memasukkannya ke ring dengan menakjubkan.
Ternyata ia belum rela Kinna bersama pria lain.
Sorak sorai penonton semakin menggema di tempat itu. Nama Bisma semakin keras terdengar.

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang