Give me your vote before read😊
Happy Reading😀
“maaf Tuan, nona di belakang anda itu tadi sudah menendang kaleng ini ke kepala saya. Bisakah saya bicara dengannya?”
Rafael menggeser tubuhnya agar pria di hadapannya itu dapat melihat Tia.“ah. Pa-paman. Maafkan aku. Aku tidak sengaja. sungguh” ucap Tia takut dan mengutuk Rafael dalam hati. Bisa-bisanya Rafael membiarkannya dimarahi orang asing seperti ini.
“aku benar-benar minta maaf paman” sesal Tia kali ini lebih tulus.“tapi seharusnya anda lebih berhati-hati! ini tempat umum, bukan taman milik nenek anda!" Pria itu berkacak pinggang di hadapan Tia.
Tia membungkukkan tubuhnya, gerakan yang tak disukai Rafael akhir-akhir ini jika Tia yang melakukannya "saya sungguh minta maaf Paman"
"tapi kepala orang-
“bukankah istri saya sudah meminta maaf?” Rafael bertanya dengan nada bekunya, bukan dingin lagi.Pria yang lebih tua darinya itu menatap Rafael takut, baru kali ini ia melihat ada orang yang memiliki tatapan yang sangat menusuk seperti ini.
Rafael tetap mencoba tenang dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya "ini bukan taman nenek istri saya tapi saya bahkan bisa membelinya untuk istri saya dengan menjentikkan jari"
Tia tahu itu kalimat yang sangat sombong tapi ntah kenapa kali ini ia menyukai kalimat itu.
“o-oh ya, tentu saja Tuan. Nona, lain kali hati-hati ya kalau jalan” pria itu tersenyum pada Tia.
Mulut Tia sedikit terbuka karena tak percaya. Hanya dengan sedikit kalimat, Rafael bisa membuat orang yang dikuasai amarah menjadi beringsut seperti ini.
“i-iya paman, aku benar-benar minta maaf” ucap Tia sedikit membungkukkan badannya lagi dan Rafael menahan lengannya agar berdiri tegak.“tidak apa-apa. Ini tidak sakit juga. Kalau begitu saya permisi”
Tia menghela napas lega dan menoleh ke Rafael yang masih memasang wajah datarnya.
“terimakasih” ucap Tia dan Rafael langsung melangkah meningggalkannya.
*
*
*
Kinna bosan.
Ia lelah selalu tak diacuhkan Bisma. Ia ingin memperbaiki hidupnya. Menjadi gadis pada umumnya yang menikmati masa sekolahnya dengan banyak teman.Ia ingin membuang jauh-jauh perasaanya pada Bisma.
Tak sebanding memang.
Jika dipikir lagi, Bisma berjuang mendapatkannya hampir satu tahun, dan Kinna baru berjuang mempertahankan Bisma selama kurang dari 2 bulan.Tapi apa Kinna peduli?
Tidak!
Ia hanya berpikir ia tak boleh bodoh, menghancurkan impiannya untuk hal yang ia ‘anggap’ tidak terlalu penting. Kinna yakin ia bisa berdiri tanpa pria itu di sampingnya.Ia mengambil hikmah dari kebersamaannya bersama Bisma. Semua yang Bisma ajarkan padanya tentang bagaimana menikmati hidup dengan benar.
Ia mengerti bahwa ia tak sendiri, bahkan banyak di luar sana orang yang lebih tak beruntung darinya.‘kamu mengajariku bagaimana bermain aman. Dan sekarang aku tidak terlalu terluka’
TweetIa masih berhubungan dengan KillaBii di sosial media.
Hanya butuh hitungan detik notifikasinya meledak.
Ia sangat jarang membuat tweet, jadi sekalinya post akan banyak yang tertarik untuk bertanya padanya. Ya kebanyakan ‘pertanyaan’ yang ia terima.‘kangen sama Kak Kinna yang dulu selalu ngomel ke kak Bisma’ sebuah reply dari salah satu KillaBii membuatnya tersenyum miris.
“aku juga bahkan merindukan omelannya”
*
*
Baru saja keluar dari taman, Rafael kembali ribut dengan Tia.
“kamu pulang dengan mobil itu” Rafael menunjuk mobil yang tadi mengantarkan Tia ke taman. Bodyguard Tia sudah membukakan pintu untuk majikannya.
“aku mau sama Gege”
“Tia...
"apa bedanya?”
“aku harus ke kantor lagi”
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTS, GOT, HURTS ✔
RomanceBisma tak menyangka bahwa kejahilannya pada gadis yang belum dikenalnya itu membawanya pada perasaan yang serius. Awalnya, Bisma hanya ingin iseng bersama teman-temannya. Membuat gadis itu kesal adalah hobinya. Ia bahkan tak mengerti kenapa menyenan...