18-He's Got Me

3.8K 189 17
                                    

Happy reading😊😊

Bisma tak pernah peduli dengan pengumuman hasil tes apapun di sekolah ini. Tapi, kali ini ia menatap baik-baik monitor di hadapannya itu. Tidak hanya ada dia di sana. Setiap 100 meter lorong sekolah ada setidaknya 6 monitor yang tersebar disana. Ia berdiri dengan cemas.

Kata-kata pengantar sebelum memperlihatkan hasil ulangan kenaikan kelas kemarin tak terlalu ia perhatikan. Biasanya Bisma akan tetap berjalalan santai sampai masuk ke kelasnya dan tak lama akan ada banyak sekali gadis di sekolah ini, bahkan seniornya yang datang ke kelas dan mengucapkan selamat. Kali ini, Bisma ingin melihatnya. Melihat namanya tak muncul pertama kali dari sekitar 400 murid kelas 1 di SMA ini.

Ia berdiri di antara murid lain yang juga harap-harap cemas. Ada lagi yang membuatnya cemas, ia tak melihat Kinna ada di antara yang lain. Dan kebetulan tadi Bisma sedang main basket jadi Kinna tak ada di sebelahnya.

DAN KAMI UCAPKAN SELAMAT KEPADA’

Tulisan itu kenapa lama sekali berganti slide. Waktu seperti berjalan sangat lambat untuk Bisma. Ia mengutuk layar di depannya.

Akhirnya slide berganti, memunculkan nama pertama yang menjadi ranking 1.

Sorakan menggema di lorong sekolah itu. Dan 3 kata nama di hadapan Bisma itu seketika membuatnya lemas di tempat.

BISMA KARISMA WINATA

Ucapan selamat, tepukan bangga di pundaknya sampai jabatan orang-orang yang tak Bisma kenal itu ia abaikan begitu saja. Sedetik kemudian ia sudah melesat, berlari membelah kerumunan manusia itu dengan cepatnya. Ia tak peduli siapa yang peringkat 2, 3 atau seterusnya. Yang ada dipikirannya hanya satu, Kinna. 

Ia segera masuk ke dalam kelas tapi tak ada Kinna di kursinya. Kelasnya kosong. 

Bisma kembali berlari ke lift, tapi pintunya tak kunjung terbuka. Tak sabar, Bisma berlari menaiki anak tangga darurat secara cepat dan bukan satu-persatu lagi. 2 kadang 3 sekaligus.

Pikirannya berkecamuk.
*
*
*
Xi Tia Li atau yang sekarang sudah tak bermarga Xi melainkan menggunakan marga suaminya, Tan, adalah istri Rafael sejak 2 tahun lalu. Mereka menikah karena permintaan dari Ayah Tia. Beliau adalah pengusaha terkaya di Asia tenggara dulu, yang sekarang semua asetnya telah di atas namakan Rafael. 

Dulu Rafael sangat menyayangi Tia sebagai adik karena ia dekat dengan ayahnya dan ayahnya lah yang dulu membantu Rafael mulai dari bawah saat baru menetap Di Cina. Tapi saat Tia mengatakan pada ayahnya kalau ia mencintai Rafael, mereka dijodohkan. Dengan berat hati Rafael menerimanya karena mengingat semua jasa Tuan Xi Lu Hwang—ayah Tia— terhadapnya. Ya berat hati, karena Rafael sebenarnya sudah punya kekasih yang ia sembunyikan dari publik.

Dan saat Tuan Lu Hwang mengumumkan pertunangan mereka secara mendadak—tanpa bicara dulu dengan Rafael—, buru-buru Rafael menemui kekasihnya. Tapi naas, di apartemennya, gadis itu—Zhang Yuqi— sudah bersimbah darah dengan pisau di tangannya. Rafael menyalahkan Tia atas kematian kekasihnya itu. Dan sejak saat itu, Rafael sangat membenci Tia. 

Apalagi 3 bulan setelah mereka menikah, Tuan Lu Hwang meninggal dunia. Rafael sudah sangat malas walaupun hanya berbicara pada Tia.

Seperti pagi ini, ia bersikap sangat dingin pada Tia.

Rafael hanya melirik makanan di atas meja dengan malas, ia berjalan begitu saja keluar dari rumah untuk mengurusi perusahaannya.

Tia menatap punggung suaminya sendu. Ini bukan yang pertama kalinya. Tapi tetap saja rasanya sangat menyakitkan.
Ia sangat mencintai Rafael, dan baru-baru ini Rafael mengatakan ia dulu hanya sebatas menyayanginya sebagai adik. 
*
*
*
Sampai di atap sekolah, sejauh mata memandang Bisma tak menemukan apa yang ia cari. Tubuhnya makin lemas dengan keringat dari main basket juga keringat karena berlari menaiki lantai 6 dengan tangga darurat. Tangannya terkepal kuat, ia mengedarkan pandangannya sekali lagi, tapi nihil. 

WANTS, GOT, HURTS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang