Holaa!!!
Seneng gak dapet notif dari aku?
Kalo seneng tolong kasih vote dan komen sebanyak mungkin!
Jangan lupa follow akun wattpadku ya.
Aku sebenernya lagi rempong banget di dunia nyata, tapi tetep aku sempatin buat update. Biar kalian seneng.
Happy reading....
💕💕💕
Karina tidak bisa memutuskan permintaan Raka tempo hari untuk segera menikah. Hatinya masih bimbang untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Padahal Raka sudah serius lahir batin untuk meminangnya. Karina belum siap berbagi apa pun dengan Raka. Baik itu hatinya, pikirannya jiwa maupun tubuhnya.
Sudah sejak pagi tadi Karina hanya terdiam di meja kerjanya. Hari ini rencananya dia akan menyelesaikan gambar gedung sebuah mall. Proyek ini merupakan proyek besar perusahaan. Dia tidak ingin mengecewakan Raka. Namun, suasana hatinya tidak bisa sinkron dengan pikirannya. Mana bisa dia menggambar gedung serumit itu di saat pikirannya dikacaukan oleh rencana pernikahan dengan orang yang masih belum sepenuhnya bisa menempati hatinya.
"Hai, Rin!" seru seseorang yang tiba-tiba datang ke dalam ruangannya. Sontak saja Karina kaget.
"Lo dateng kok nggak ketuk pintu dulu, sih! Gue kaget tahu!" tegur Karina.
"Apaan? Gue udah ketuk pintu, udah bilang permisi. Lo yang nggak nyahut. Malah bengong kayak orang kesambet."
"Sorry, Ndra. Lagi bingung aja gue. Duduk dulu, Ndra."
Syailendra duduk di kursi kosong, berhadapan dengan meja kerja Karina yang super lebar. Mata Syailendra membelalak lebar.
"Bingung kenapa? Setahu gue lo itu arsitek yang nggak pernah bingung-bingung amat ngerjain gambar. Lo kan ambis dari dulu."
"Ya lagi bingung aja. Lagi dapet bangunan yang rumit aja."
"Bangunannya yang rumit, apa hati lo yang rumit?"
"Ndra, apaan sih ngomongnya jangan aneh-aneh."
"Ya abisnya Jeano Ibrahim Putra juga sama aja kayak lo. Sering bengong sendiri gara-gara mikirin kisah cintanya yang rumit," balas Syailendra. Lantas kontraktor itu terkekeh pelan.
"Jeano cerita apa aja ke lo?" tanya Karina penasaran.
"Cerita tentang lo yang susah banget diajak balikan. Padahal Jeano cinta lo sampai mampus. Gue jamin pikiran dia bakal waras lagi kalau sama lo."
"Hah, kok bisa?"
Komuk Syailendra mendadak jadi serius. "Asal lo tahu, Rin. Jeano tuh akhir-akhir ini kelihatan frustasi banget. Gue kemarin ke apartemennya. Terus gue mergokin dia nge-drugs. Kayaknya sih obat anti depresan," jelas Syailendra.
"Lo jangan ngarang, Ndra."
"Serius, Rin. Pas gue tanyain itu obat apa, dia jawabnya sih biar nggak pusing."
"Obat pusing kali, Ndra. Lo jangan suudzon dulu."
"Lha, gue serius. Gue yakin itu bukan obat pusing. Jeano sebelumnya nggak pernah pusing sampai nge-drugs. Dia kalau pusing cukup nyebat atau ngopi aja bisa sembuh. Nah, kalau nyebat sama ngopi nggak mempan. Apalagi yang bisa nyambuhin selain narkoboy, Rin!" Syailendra semakin menggebu. Sudah cocok sekali jadi kompor meleduk. Ternyata selain ahli perhitungan gedung, kontraktor yang agak-agak miring itu juga ahli masalah perkomporan.
![](https://img.wattpad.com/cover/319217120-288-k348648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What Can I Do?
RomanceKALAU BACA CERITA INI, BERARTI WAJIB FOLLOW! Sudah cukup lama Jeano menjomblo. Hingga akhirnya dia bertemu Karina lagi. Dia kembali merasakan buncahan cinta lagi setelah bertemu Karina. Jeano bertekad ingin bersama Karina lagi. Sayangnya, langkah J...