26. Janji Suci

603 59 9
                                    

Halooo!!!!

Aku update setelah seminggu nggak update. Jangan lupa vote dan komen.

Wajib follow akun wattpadku kalau kalian baca cerita ini ya. Happy reading....








 Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sederhana. Kata itulah yang tepat untuk mendeskripsikan acara pernikahan Jeano dan Karina ini. Setelah menunggu Jeano selama satu jam lebih, akhirnya Karina melihat pria itu datang bersama Nana. Mereka benar-benar akan menikah secara agama saja. Tempat nikahnya juga hanya sebatas di masjid dekat kantornya Jeano. Karina hanya berdandan sederhana dengan kebaya putih dan jarit batik. Namun, kecantikan Karina tetap terlihat mutlak tanpa cela.

Jeano sendiri tersenyum lebar setelah berhasil menyeret Nana. Pria itu lantas merangkul pundak Nana dari samping. Pria sangat berterima kasih pada adik iparnya. Ya, meski pun harus dengan paksaan dan sogokan yang lumayan bikin kantong Jeano terkuras sampai setengah tahun ke depan. Masih ingat kan iming-imingnya Jeano ke Nana?

"Akhirnya kamu dateng juga," desis Karina sembari tersenyum bahagia.

"Iya, dong. Kan udah nemuin saksinya."

Karina melempar senyum ramah pada Nana. "Makasih, Na. Udah mau dateng buat jadi saksi."

"Ya kalau nggak disogok Jeano juga nggak bakal mau gue, Rin."

Karina membelalakkan matanya. "Hah? Emang Jeano nyogok apaan?"

"Katanya dia bakal bayarin tagihan listrik gue selama setengah tahun kalau mau jadi saksi," jawab Nana jujur.

Jeano dan Karina kompak terkekeh bersama. Demi bisa menikah secepat mungkin, Jeano sampai segitunya. Beruntung sekali Nana orangnya baik. Jadi, tidak minta dibayari sampai setahun. Cukup setengah tahun saja dmpet Jeano terkuras.

"Mas, Kak, saksinya udah dateng?" tanya Kevan.

"Udah, kok. Saksinya Dokter Nathan yang nolongin Keenan waktu kecelakaan dulu," balas Karina.

"Oh iya, ingat. Selamat sore, Dokter Nathan. Kita ketemu lagi, ya."

"Halo, ini Kevan, kan?"

"Betul, Dok. Saya adek tertuanya Kak Karina."

"Na, ayo. Karina sama Kevan udah nungguin dari tadi."

Nana mengangguk. Keempat manusia itu lalu duduk di bagian tengah masjid. Sang penghulu berada tepat di depan Karina dan Jeano. Di sampingnya ada Kevan yang siap menikahkan keduanya. Bukan hanya Kevan yang gugup, tapi Karina dan Jeano juga sama. Hanya Nana yang terlihat tenang. Harap maklum Nana sudah pernah ijab qabul dua kali dengan Winta. Sudah sangat berpengalaman.

"Sudah siap, Mas Jeano?" tanya sang penghulu yang direkomendasikan oleh teman bisnisnya. Ya, Jeano menemukan penghulu yang mau menikahkannya secara agama saja atas rekomendasi teman bisnisnya.

What Can I Do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang