14. Kena Sawan

517 91 21
                                    

Halooo!!!

Berhubung aku lagi radang tenggorokan dan butuh hiburan, akhirnya kuputuskan buat update. Biar mood aku balik lagi lewat nulis. Karena udah 2 hari ini badan lemes, tapi tetep maksa masuk kerja. Wkwkwkwkwk

So, biar gak stress, aku nulis buat hiburan. Kalo stress takut gak sembuh-sembuh radangnya. Hehe

Jangan lupa vote dan komen. Aku selalu menunggu vote dan komen kalian.

Jangan lupa follow akun wattpadku.



Happy reading 💖



Ada yang mau momen manis Jeje-Karin kayak di gambar ini gak?

Ada yang mau momen manis Jeje-Karin kayak di gambar ini gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













"Karina!" seru Jeano. Raka pergi, gantian Jeano yang keluar dari mobil.

Karina sudah menduga bahwa mobil yang berhenti tak jauh dari gerbang rumahnya itu adalah mobil Jeano. Pria itu keluar dengan membawa banyak paper bag yang entah isinya apa.

"Je, kamu kok ke sini?" tanya Karina heran.

"Mau main aja ke sini. Boleh, kan?"

Karina kicep. Bingung sendiri mau menjawab apa. Dia ingin mengusir Jeano dari rumahnya agar tidak semakin baper, tapi Karina masih ingat adab menerima tamu yang benar dan baik. Apalagi beberapa hari yang lalu Karina merasa bersalah setelah menampar Jeano. Seharusnya dia tidak gegabah menampol pipi Jeano. Untuk ukuran mantan, Karina tidak sopan melakukan itu. Padahal belum tentu apa yang dikatakan Jeano kemarin serius. Karina hanya tersulut emosi sesaat saja waktu itu.

"Karina?" seru Jeano sekali lagi. Perempuan itu sontak tersadar dari lamunannya.

"Eh...kenapa? Mending kamu pulang aja."

"Bang Jeano!" suara riang itu keluar sosok yang kini berlari kecil ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Keenan.

"Hai, Nan. Sehat, kan?"

"Sehat, Bang," balas Keenan. "Salim dulu, dong."

Jeano menurunkan semua paper bag yang dibawanya agar bisa salaman dengan Keenan. Remaja SMA itu menyambut kedatangan Jeano dengan antusiasme tinggi.

"Sini aku bantuin bawa barang-barangnya, Bang," kata Keenan menawarkan bantuan.

"Boleh banget. Ini hadiah buat Karina, kamu dan Kevan."

"Serius aku sama Kak Kevan dapet juga?"

"Iya. Udah bantuin bawa masuk sekarang. Nanti kamu lihat sendiri hadiahnya sama Kevan. Tapi pakai tangan yang sehat, ya. Jangan pakai tangan kamu yang patah."

"Siap, Bang."

Jeano mengekori Keenan masuk ke dalam rumah. Namun, suara Karina menghentikannya.

"Aku belum mempersilakan masuk, kan, Jeano?"

What Can I Do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang