Halooo!!!Aku update di hari senin, nih. Gimana seneng nggak?
Tolong vote dan komen, ya. Aku paling suka vote dan komen karena itu yang bikin semangat.
Jangan lupa follow akun wattpadku. Ayok lah follow bestie.
Happy reading...
🌺🌺🌺
Sampai detik ini Karina masih memikirkan permintaan Winta beberapa hari yang lalu. Permintaan itu terdengar sederhana, tapi Karina merasa itu permintaan yang berat. Karina merasa tak sanggup memenuhinya jika nanti takdir Tuhan berkata lain. Karina memang sudah menjatuhkan lagi hatinya ke Jeano. Tapi, tetap saja bayang-bayang perpisahan itu tidak bisa hilang dari pikirannya. Baik kembali atau pun berpisah dengan Jeano sama-sama berisiko. Jika memilih tetap bersama Jeano untuk selamanya, Karina akan kehilangan karir dan semuanya yang telah dia miliki sekarang. Jika dia memilih meninggalkan Jeano untuk kesekian kalinya, maka dia akan menjadi wanita yang terpasung ketidakbahagiaan seumur hidupnya. Namun, kehilangan karir dan harta benda sebenarnya tidak masalah untuk Karina, yang mengganjal di hati Karina adalah hutang budi itu. Hutang yang belum bisa terbalaskan sampai sekarang hingga Karina tidak bisa berkutik.
"Kamu ada masalah?" tanya Raka yang ternyata memperhatikan wajah kusut Karina.
Mendengar pertanyaan Raka itu, Karina langsung mengumpulkan kesadarannya yang sempat terbawa ke alam bawah sadarnya. "Nggak ada kok, Mas."
Raka memotongkan steak di piring Karina. Sedari tadi perempuan itu belum memotong dan memakan steak-nya sama sekali. Dan dengan kepekaan tingkat tinggi, Raka memotongkannya, lalu menyuapkannya kepada Karina. Meski tidak nafsu makan, Karina tetap menerima suapan itu. Dia sungkan menolak kebaikan dan perhatian Raka.
Kalau boleh menjelaskan penilaian tentang Raka lebih detail. Karina berani mengakui bahwa Raka adalah sosok pria yang sangat baik. Dia bukan laki-laki buaya dan setia. Katanya Karina adalah pacar pertama Raka. Dan Raka tidak pernah dekat dengan perempuan lain selama menjadi tunangan Karina. Dulu begitu dijodohkan dengan Karina, Raka langsung menyetujuinya. Raka itu anak penurut. Dia tidak pernah membantah apa pun yang sudah diskenariokan orang tuanya. Raka bukan tipe pria yang suka mabuk atau nyebat. Ini jelas berbeda dengan Jeano. Dulu sewaktu kuliah Jeano beberapa kali minum saat clubbing. Jeano juga masih belum bisa Lepas dari rokok sampai sekarang.
Selain itu, Raka orangnya disiplin dan punya etos kerja tinggi. Dia selalu bangun pagi setiap hari. Weekend pun dia tetap bangun pagi agar bisa mengerjakan pekerjaan Kantor yang dibawa pulang. Berbeda dengan Jeano yang masih suka ngebo saat weekend. Jeano itu lebih suka menggunakan hari liburnya untuk quality time atau kumpul bareng dengan keluarga.
"Kamu nggak enak badan, ya? Kok nggak nafsu makan? Ini tadi kalau nggak aku suapin, kamu pasti nggak bakal makan."
Karina menggeleng pelan. "Nggak, Mas. Aku baik-baik aja."
"Terus kenapa? Aku perhatiin akhir-akhir ini kamu banyak bengongnya. Terus lebih pendiam tiap kali aku ajak jalan."
Karina tersenyum. "Lagi capek aja, Mas. Banyak klien minta desain gedung yang rumit."
Percayalah itu hanya alibi Karina saja. Bagi cewek setangguh dan secerdas Karina sudah terbiasa dengan desain rumah yang rumit. Karina selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya serumit apa pun.
"Kalau capek istirahat. Besok kamu nggak usah masuk kerja aja, ya," tawar Raka yang lebih terdengar seperti permintaan. Pria itu tentu saja mengkhawatirkan tunangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/319217120-288-k348648.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What Can I Do?
RomanceKALAU BACA CERITA INI, BERARTI WAJIB FOLLOW! Sudah cukup lama Jeano menjomblo. Hingga akhirnya dia bertemu Karina lagi. Dia kembali merasakan buncahan cinta lagi setelah bertemu Karina. Jeano bertekad ingin bersama Karina lagi. Sayangnya, langkah J...