KALAU BACA CERITA INI, BERARTI WAJIB FOLLOW!
Sudah cukup lama Jeano menjomblo. Hingga akhirnya dia bertemu Karina lagi. Dia kembali merasakan buncahan cinta lagi setelah bertemu Karina. Jeano bertekad ingin bersama Karina lagi. Sayangnya, langkah J...
Siapa yang gemes momen mereka di karyakarsa kemarin?
Siapa yang baper?
Hayooo.... ngaku!!
Jangan lupa vote, komen dan follow aku ya bestie. Biar aku tambah semangat nulisnya.
Nih, manten baru kita. Sekali lagi jangan lupa vote, komen dan follow!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dering ponsel Karina di pagi buta membuat perempuan itu terbangun. Matanya mengerjap pelan sebelum meraih ponsel di dekat lampu tidur yang temaram. Layar ponsel itu menyala-nyala, cahayanya bahkan hampir menyamai cahaya lampu tidur. Mata Karina yang tadi masih susah untuk melek lebar, kini malah membelalak lebar. ID caller di ponselnya adalah penyebabnya. Jam 03.30 Raka meneleponnya. Sontak Karina merubah posisinya menjadi duduk. Diraihnya selimut yang sempat tersingkap hingga menutupi tubuhnya yang masih polos tanpa sehelai benang pun. Malam tadi merupakan malam bersejarah untuk Karina dan Jeano.
"Halo, Rin," sapa Raka dari seberang. Karina mengembuskan napas pelan sebelum menjawab telepon dari pria yang masih sah sebagai tunangannya itu. Mendadak Karina merasa canggung berbicara dengan Raka setelah semalaman bercinta habis-habisan dengan Jeano. Di sisi lain, Karina merasa menjadi wanita yang sangat jahat. Raka terlalu baik untuk dia bohongi seperti ini.
"I-iya, Mas," jawab Karina singkat. Suaranya agak serak dan berat.
"Maaf ya ganggu tidur kamu," balas Raka dari seberang. Untung Raka tidak menaruh curiga mendengar suara serak Karina. Raka pikir suara Karina serak karena baru bangun tidur. Padahal semalaman Karina berteriak tanpa henti saat Jeano mengajaknya mabuk kepayang sampai terbang ke langit ketujuh.
"Nggak apa-apa, Mas."
"Aku udah nyampe bandara. Tapi ini masih ada urusan dikit. Mungkin nyampe Jakarta sekitar jam 6 pagi. Nanti aku jemput kamu jam setengah 7, ya."
Detik berikutnya telepon itu terputus. Karina berdehem, lalu menggoyang-goyangkan tubuh Jeano yang masih sama-sama polos seperti dirinya. Jeano menggeliat pelan sebelum membuka matanya yang masih terasa berat. Pria itu lantas menguap setelah berhasil mengumpulkan kesadarannya. Jeano bangkit saat melihat Karina memunguti pakaiannya yang dilemparnya sembarangan tadi malam. Wanita itu lantas memakai kaos oblong milik Jeano yang dipinjamnya secara asal.
"Ini jam berapa? Kok udah bangun?" tanya Jeano. Sama seperti Karina, suaranya juga serak. Tenggorokan Jeano terasa sangat kering. Badannya juga masih terasa lelah setelah bermain-main dengan Karina tadi malam.