KALAU BACA CERITA INI, BERARTI WAJIB FOLLOW!
Sudah cukup lama Jeano menjomblo. Hingga akhirnya dia bertemu Karina lagi. Dia kembali merasakan buncahan cinta lagi setelah bertemu Karina. Jeano bertekad ingin bersama Karina lagi. Sayangnya, langkah J...
Aku pernah bilang bakal hiatus sampe awal april. Tapi, ternyata aku kangen nulis. Ya syudah nyoba up dikit. Maafkan author yang labil dan random ini.
Moga aja banyak yang nungguin ya. Hehe
Jangan lupa vote dan komen.
Jangan lupa follow akun wattpad aku.
Happy reading!!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu terus berjalan tanpa pernah berhenti. Detik demi detik dilewati Karina dengan Jeano selama lima hari ini tanpa gangguan Raka. Hari ini Raka baru masuk kantor lagi setelah tiba di Surabaya. Karina kembali dengan rutinitas penuh kebohongan bersama Raka. Di depan Raka, Karina masih berpura-pura menjadi tunangan yang setia. Di depan Raka, Karina masih berpura-pura menjadi wanita penurut. Seharian ini dia dimintai tolong untuk menemani Raka di ruangannya. Raka sibuk dengan berkas-berkas laporan, sedangkan Karina sibuk dengan gambar gedungnya. Raka memang menyediakan meja gambar yang lebar agar Karina nyaman saat menggambar di ruangannya.
"Kamu laper nggak, Rin?" tanya Raka tiba-tiba. Pria itu memijit pelipisnya pelan. Sepertinya sedang pusing menghadapi berkas-berkas di hadapannya.
"Belum, sih. Kenapa, Mas? Kamu laper?" tanya Karina. Mendadak Karina ingat bahwa Raka belum sarapan tadi pagi. Pria itu bilang tidak sempat sarapan karena harus menemui klien dari luar kota tepat jam 7 pagi.
"Iya, tapi aku pengen makan yang manis-manis. Pusing soalnya," keluh Raka.
"Mau aku pesenin patata cake?" tawar Karina karena Raka juga suka kue itu.
Karina mengambil ponselnya yang tergelatak di sofa ruang kerja Raka. Dia mendaratkan pantatnya juga di permukaan empuk sofa itu sambil memesan patata cake melalui aplikasi. Raka ikut berpindah tempa ke sofa, duduk tepat di sebelah Karina. Di saat jemari Karina masih sibuk memilih varian menu patata cake, Raka menyandarkan kepalanya di bahu kanan Karina. Terdengar suara helaan napas berat. Karina bisa menerka bahwa Raka sedang ada masalah. Biasanya masalah pekerjaan. Memangnya masalah apa lagi kalau bukan pekerjaan. Raka punya keluarga yang utuh dan hidupnya tidak pernah susah karena sudah terlahir sebagai anak sultan. Menurut observasi Karina, selama ini masalah terbesar seorang Raka hanyalah pekerjaan. Tidak ada hal krusial lainnya. Namun, mungkin hal ini bisa berubah kalau Raka tahu bahwa tunangannya berselingkuh dengan mantannya.
"Aku pinjam pundak kamu bentar," lirih Raka sambil memejamkan matanya.
"Aku pesenin Nutella patata cake, ya."
"Terserah kamu," jawab Raka pasrah. Kepalanya masih betah bersandar di pundak Karina.
"Kamu kenapa, Mas? Pusing?" tanya Karina. Kepalanya menoleh ke Raka. Dia bisa mendengar jelas deru hangat napas Raka.