49. Ketahuan

401 65 11
                                        

Halooo!!!

Aku up lagi ya. Jangan lupa vote dan komen!

Follow juga akun wattpadku.






Happy reading!!!

❤❤❤





"Ayo masuk, Kev. Anggep aja rumah sendiri." Jeano mengajak Kevan masuk ke apartemennya.

Kevan ditemukan Jeano dalam keadaan yang jauh dari kata baik-baik saja. Cowok itu berjalan sendirian saat hujan deras. Jelas saja Kevan basah kuyup. Jeano jadi heran kenapa anak ini jalan sendirian di tengah hujan? Dia sengaja atau memang ada masalah?

"Kamu mandi pakai air anget dulu, gih! Abang pinjemin baju ganti!" titah Jeano yang dibalas anggukan oleh Kevan. "Kamar mandi ada di situ!" imbuh Jeano seraya menunjuk arah kamar mandi.

"Siap, Bang."

"Kamu udah makan belum?"

Kevan menggeleng. Wajah pemuda itu tampak sangat lesu. Makanya Jeano bertanya kepadanya apakah dia sudah makan. Ternyata dugaan Jeano benar. Adik iparnya itu sedang kelaparan.

"Ya udah, Abang buatin Indomie kuah anget, ya? Kulkas Abang cuma ada Indomie sama telur. Atau mau Abang pesenin makanan di luar?"

"Bikinin Indomie telur aja, Bang. Pasti enak tuh anget-anget kuahnya."

"Oke. Abis mandi langsung makan sama abang. Kamu tunggu di sini dulu! Abang ambilin baju ganti."

"Iya, Bang. Makasih sebelumnya," balas Kevan sebelum melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Tidak butuh waktu lama untuk menunggu Kevan keluar dari kamar mandi. Adik iparnya itu keluar tepat saat Indomie kuah hangat matang. Jeano menyajikan mie instan plus telur di atas meja. Jeano juga membuatkan teh hangat untuk Kevan. Kemudian mengajak Kevan makan sambil mengobrol.

"Kenapa tadi jalan sendirian?"

"Nggak apa-apa, Bang. Motor lagi mogok. Aku taruh di bengkel."

Jeano masih belum percaya jawaban itu. "Kalau motor di bengkel, kenapa pulangnya nggak naik taksi aja? Lagian di luar hujannya deras banget. Kalau naik taksi kan nggak kehujanan."

Kevan nyaris tersedak kuah mie instan mendengar pertanyaan lanjutan dari Jeano. "Anu... motornya aku jual, Bang." Akhirnya Kevan pun mengakui.

"Kenapa?" tanya Jeano lagi. Kali ini matanya membulat lebar. Kabar motor Kevan dijual itu lumayan mengagetkannya.

"Buat biaya hidup, Bang. Semua aset diambil alih sama keluarganya Mas Raka. Mereka udah tahu kalau Kak Karina hamil. Dan hamilnya bukan sama Mas Raka," sahut Kevan. "Dari kemarin aku nyari pekerjaan. Tapi, nggak dapet-dapet. Ya udah, akhirnya aku jual motor."

Sekarang gantian Jeano yang nyaris menyemprotkan kuah mie saat Kevan menjelaskan hubungan Karina dan Raka yang telah kandas. "Jadi sekarang Karina udah nggak sama Raka lagi?"

Kevan menggeleng. "Enggak, Bang. Makanya kami udah nggak punya apa-apa lagi. Kak Karina juga udah dipecat dari kantornya."

"Terus sekarang kalian tinggal di mana?"

"Kak Karina sama Keenan sementara nginep di homestay gitu. Kalau aku sementara numpang di kos teman. Tapi, paling bentar lagi Kak Karina bakal nyari kontrakan yang lebih murah. Nggak mungkin juga tinggal di homestay terus. Tabungannya bisa ludes."

"Hari ini kamu nginep di sini aja, Kev."

"Serius, Bang? Aku sungkan sebenarnya. Kan Abang udah nggak sama Kak Karina. Nanti jadinya aku malah ngerepotin."

What Can I Do?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang