Halooo!!!
Aku up lagi ya. Jangan lupa vote, comment dan follow.
Happy reading...
☘️☘️☘️
Karina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah tiga hari hanya berbaring di ranjang. Raka belum memperbolehkannya masuk kerja sampai batas waktu yang lama. Sesekali Raka mengirimkan makanan lewat gofood. Tante Rani juga sering mengunjunginya untuk memastikan Karina dan janinnya baik-baik saja. Kedua orang yang sering membantunya itu begitu baik. Mereka seperti malaikat tanpa sayap.
Sepulang dari rumah sakit, Karina tidak banyak berinteraksi dengan kedua adiknya. Kevan sibuk mengurus skripsinya. Sedangkan Keenan menyibukkan diri dengan kegiatan OSIS dan basket di sekolah. Semenjak tahu bahwa Karina hamil, Keenan seolah menjauh. Remaja itu tahu karena Tante Rani yang sering berkunjung untuk membahas kehamilan Karina dan pernikahan yang akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Awalnya Keenan shock mendengar kabar kakaknya hamil. Remaja itu kehilangan respect pada kakaknya sendiri karena menganggap Karina telah melanggar batas-batas norma. Keenan tahunya Karina hamil di luar nikah.
"Nan, udah pulang? Kamu udah makan?" tanya Karina saat melihat Keenan melintas di ruang tengah. Anak itu datang dengan kaos olahraga yang setengah basah dan rambut yang berantakan.
"Udah. Tadi diajak makan mie ayam sama temen-temen basket."
"Kamu mandi dulu, ya. Abis ini kakak mau ngomong sama kamu. Kita udah lama nggak ngobrol-ngobrol bareng."
"Aku mau belajar, Kak. Besok ada ulangan matematika," tolak Keenan halus.
"Sebentar aja, Nan."
"Aku nggak ada waktu ngobrol sama Kakak. Semenjak Bang Jeano nggak pernah ke sini lagi, nggak ada yang ngajarin aku matematika, Kak. Aku harus ekstra belajar mandiri," jawab Keenan ketus. Keenan jelas saja menyesali keputusan Karina untuk berpisah dengan Jeano.
"Nan…."
"Tapi bagus juga sih Bang Jeano putus sama Kakak. Orang Kakak hamil sama cowok lain. Kalau aku jadi Bang Jeano ya pasti bakal sakit hati. Kakak setega itu sama orang sebaik Bang Jeano. Aku malu punya kakak yang hamil di luar nikah," potong Keenan cepat. Dia terlihat tak bisa menahan emosi dan kekecewaannya pada Karina.
"Keenan!" sentak Karina tidak terima. Namun, sedetik kemudian dia sadar bahwa sentakan tidak akan menyelesaikan masalah. "Kakak cuman pengen ngobrol bentar aja. Nggak akan makan waktu lama." Karina bangkit dari sofa. Kemudian menarik lengan Keenan perlahan. "Kakak mohon!"
"Aku lagi nggak mood ngobrol sama Kakak."
"Kamu harus tahu semua yang terjadi. Kakak nggak akan nyembunyiin segala sesuatunya dari kamu lagi. Udah saatnya kamu tahu."
"Jadi selama ini Kakak nyembunyiin banyak hal dari aku?" tanya Keenan. Alisnya mengerut bingung.
Karina mengangguk meski masih ragu. "Iya. Dan sekarang saatnya kamu tahu."
"Apa aja yang udah Kakak rahasiain dari aku?" tegas Keenan.
"Janin yang Kakak kandung ini anaknya Jeano. Kakak dan Jeano pernah nikah siri. Kakak dan Jeano saling mencintai. Bahkan sejak kami masih di Malang, kami sudah saling mencintai." Karina akhirnya mengakuinya sambil menahan gejolak di dadanya. Rasanya sangat sesak.
"Kakak… nikah siri? Sama Bang Jeano?"
"Iya, Nan. Tapi sekarang udah pisah. Makanya kakak pengen ceritain semuanya ke kamu biar kamu nggak salah paham sama kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
What Can I Do?
RomanceKALAU BACA CERITA INI, BERARTI WAJIB FOLLOW! Sudah cukup lama Jeano menjomblo. Hingga akhirnya dia bertemu Karina lagi. Dia kembali merasakan buncahan cinta lagi setelah bertemu Karina. Jeano bertekad ingin bersama Karina lagi. Sayangnya, langkah J...