"Aku tidak takut tersesat, tapi yang aku takutkan adalah saat tidak ada yang menemukanku saat tersesat."
~FEARFUL~
•••
Drrttt ... Drrttt ...
Allea membuka kedua mata perlahan saat merasakan sesuatu bergetar. Ia meraba sekitar kasur mencari keberadaan ponselnya.
"Halo!" sapanya ketika berhasil menemukannya.
"CEPETAN KE BAWAH, INI DARURAT!" ucap seseorang di seberang sana.
"Hah! Ada apa?" Allea langsung mengambil posisi duduk, "Halo ... halo!"
Telepon diputus sepihak tanpa penjelasan lebih lanjut. Gadis itu melirik layar ponsel, memeriksa nama sang penelpon. Padahal ia baru saja ingin melanjutkan tidur panjangnya di hari libur ini. Meski kesal, dirinya tetap bangkit dari tempat tidur.
Ting ...
Sebuah pesan datang, tapi ia mengabaikan dan malah meletakan handphone di meja. Paling itu hanya pesan iseng atau dari grup kelas yang belum lama ini dimasukinya. Meributkan liburan kelas yang hanya akan menjadi wacana forever.
Allea turun ke lantai dasar menuju ruang tamu. Duduk di samping seseorang yang entah sejak kapan sudah ada disini dan menganggu tidur nyenyaknya.
"Apa yang darurat?"
"Kita mau jalan!" jawab Riko enteng.
Allea mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Gue lagi kosong, jadi gak ada yang bisa diajak jalan."
Allea meliriknya tajam, merasa kesal karena hanya dianggap pelarian. Kosong yang Riko maksud adalah ia sedang jomblo, jadi tidak ada yang bisa diajaknya jalan selain Allea.
Dasar, Alligator! Ini yang dimaksudnya darurat.
"OGAH!" tolak Allea tak sudi.
"Gue traktir ice cream!"
"Oke! Let's go!"
Setelah izin pada orang tua Allea, keduanya segera berangkat. Riko melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sedangkan gadis itu duduk manis di jok belakang tanpa tahu tujuan sebenarnya kemana Riko akan membawanya.
"Kita kemana?" tanya Allea di balik punggungnya.
"Liat aja nanti."
Sebenarnya Allea masih sangat canggung dengan Riko, tapi dirinya berusaha menerimanya seperti ia menerima Raka sebagai teman baik. Karena sejak awal, Allea lah pendatang baru di persahabatan mereka.
Sekitar 30 menit kemudian, mereka telah sampai di tempat tujuan. Riko memarkirkan motor di parkiran sebuah gedung bertingkat. Yang di depannya tertuliskan nama mall terbesar di kota mereka.
"Ayo, masuk!"
Allea tidak suka tempat yang ramai. Lebih suka di rumah dan tidur nyenyak di kamar kesayangannya. Namun, ketika otaknya membayangkan rasa manis dan lelehan ice cream di mulut, ia dengan semangat mengikuti langkah Riko.
"Kita langsung beli ice cream!"
"Gak. Gue mau beli sesuatu dulu," tolak Riko cepat.
"Katanya mau beliin gue ice cream?"
"Iya, Lea! Tapi, nanti."
Langkahnya yang lebar membuat Allea kesulitan mengsejajarkan posisi mereka. Allea dengan susah payah mengimbangi kecepatan jalan Riko. Pemuda itu berjalan sambil menarik gadis itu, membuatnya malah terlihat seperti anak kecil yang mengikuti ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEARFUL (Revisi)
Teen FictionAlleana Zanara dengan segala permasalahan sosialnya. Si gadis introvert, pendiam, dan anti sosial. Perpaduan sempurna yang membuatnya tidak bisa bergaul. Beruntungnya ia masih memiliki sahabat. Sebagai orang yang sulit bersosialisasi, kehidupan Alle...